Melihat tautan foto di facebook seorang kawan di Bali. Di foto itu terpampang sekitar lima ribu orang ikut tabligh akbar yang digelar Majelis Taklim Riyadlul Jannah dan GP Ansor di Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (24/8/2013). Tidak ada masalah dengan penampilan foto itu. Justru caption foto yang sangat provokatif. Tanggapan dari posting itu pun beragam. Bahkan ada berkomentar sinis. Aku memahami rasa sentimen krama Bali kepada pendatang dari luar Bali. Pendatang dianggap pembawa masalah di Bali. Aku teringat pemerkosa pedofilia asal Lamongan bernama Suharto. Dia menyetubuhi belasan (aku lupa angka pastinya) penduduk Bali. Sebelum Suharto ditangkap Polda Bali, Suharto sempat membuat warga Bali tidak bisa tidur nyenyak. Sebelum itu, dua bom Bali menimbulkan rasa trauma paling dalam. Mayoritas warga Bali memandang pendatang asal Jawa secara sinis. Bahkan setiap setelah Lebaran, aparat penegak hukum pasti merazia Terminal Ubung. Tujuannya hanya satu: mencari pendatang yang tidak ber-KTP