492 Orang Tewas dalam Kebakaran Klub Cocoanut Grove di Boston, 28 November 1942

Teriakan 'kebakaran' selalu menimbulkan kepanikan.

Pendengarnya tidak akan bisa berpikir jernih.

Mencari selamat atau mengevakuasikan diri adalah langkah tepat agar tidak menjadi korban.

Padahal kepanikan justru bisa memicu timbulnya peningkatan banyak.

kondisi yang terjadi dalam kebakaran di klub Cocoanut Grove di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat (AS) pada 28 November 1942.

Hari itu bertepatan dengan libur Thanksgiving (hari pengucapan syukur).

Untuk menarik perhatian pengunjung, pengelola klub mendesain khusus dengan gaya tropis laut selatan.

Miniatur pohon palem dari kertas menghias di beberapa titik.

Langit-langit pun ditutup dengan tirai yang terbuat dari kain.

Sesuai yang diperkirakan, pengunjung membanjiri klub Cocoanut Grove.

Diperkirakaan sekitar seribu pengunjung hadir pada hari itu.

Padahal kapasitas maksimal klub hanya sekitar 460 orang.

Seorang pengunjung permintaan pekerja bernama Stanley Tomaszewski lihat lampu.

Stanley pun memenuhi permintaan pengunjung itu dengan mempelonggar bola lampu.

Diduga pengunjung itu ingin menikmati kencan bersama kekasihnya.

Tidak lama kemudian, pengunjung itu minta Stanley memunculkan kembali lampu di ruang itu.

Karena tidak ada cahaya, Stanley menyalakan korek.

Batang korek yang sudah menyala menyambar pohon palem kertas yang ada di sekitar.

Api langsung merembet ke beberapa ruang.

Pengunjung yang belum menyadari api masih menikmati suasana Thanksgiving.

Tiba-tiba seorang pengunjung berteriak 'kebakaran...' setelah terbakar terbakar.

Teriakan ini membuat suasana menjadi gaduh.

Semua pengunjung berusaha menggapai pintu untuk menyelamatkan diri.

Sebenarnya klub ini memiliki 13 pintu yang bisa digunakan keluar-masuk.

13 pintu ini terdiri dari 12 pintu ukuran kecil, dan pintu utama.

Tapi, sembilan pintu jarang digunakan, dan sering terkunci.

Sedangkan pintu utama sudah diblokir.

Tapi, sembilan pintu jarang digunakan, dan sering terkunci.

Sedangkan pintu utama sudah diblokir.

Jadi saat kejadian, hanya ada dua pintu yang bisa digunakan.

Ribuan orang berebut keluar dari gedung.

Tumpukan pengunjung di pintu keluar mengakibatkan arus pengunjung tidak lancar.

Agar meminimalisir secepat mungkin memperhatikan, pengunjung yang masih tertahan di dalam gedung menutup hidungnya dengan baju atau tangan.

Lambat laun asap tetap masuk ke dalam paru-paru melalui sela-sela tangan atau baju pengunjung.

492 orang tewas dalam kebakaran tersebut.

Petugas pemadam kebakaran menemukan beberapa pengunjung tewas dalam kondisi dengan sebotol minuman masih di tangan.

Selain itu, beberapa pengunjung lainnya mengalami luka bakar mulai 13 persen sampai 70 persen.

Penyebab banyaknya korban meninggal masih menjadi misteri.

Saat kebakaran, petugas menemukan banyak korban tewas disertai keluarnya busa berwarna putih.

Tim investigasi menduga bahan yang terbakar dalam klub tersebut mengandung racun.

Atas kejadian ini, pengelola klub, Barney Welansky divonis penjara 12 tahun penjara.

Welansky diduga melakukan pembunuhan terhadap para korban.

Welansky juga dituduh lalai menerapkan standarisasi operasional klub.

Tapi, Welansky hanya menjalani hukumannya kurang dari lima tahun.

Wali Kota Boston, Maurice Joseph Tobin (1901-1953) memberi pengampunan kepada Welansky yang terserang kanker.

Welansky meninggal tidak lama setelah bebas dari penjara.

Sedangkan Stanley tidak divonis bersalah.

Pengadilan membebaskannya karena dianggap tidak bertanggung jawab atas dekorasi atau pelanggaran kode keselamatan jiwa.

Comments