Penyerbuan Pabrik Senjata Cepiring di Semarang, 14 Oktober 1945

Para pemuda di berbagai daerah menuntut pemerintah daerah melucuti senjata Jepang tidak lama setelah pembacaaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Di antaranya terjadi di Semarang.

Para pemuda memaksa Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Wongsonegoro meneken pernyataan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang ke Indonesia.

Setelah mendapat persetujuan dari Gubernur, para pemuda bergerak pada 14 Oktober 1945.


Pabrik gula di Cepiring yang diubah menjadi pabrik senjata milik Jepang menjadi sasaran pertama.

Pabrik ini pilihan antara 250-400 orang veteran Jepang dan Indonesia.

Rencananya semua tawanan akan dikirim ke Penjara Bulu.

Dalam perjalanan menuju Penjara Bulu, beberapa orang tawanan berhasil melarikan diri dan bergabung dengan pasukan Kido Butai di Jatingaleh.

Kabar bergabungnya tawanan ke pasukan Kido Butai membuat pemuda marah.

Apalagi sebelumnya pasukan pimpinan Mayor Kido ini menyerahkan senjata kepada pemuda.

Para pemuda dikabarkan membunuh orang-orang Jepang di Penjara Bulu.

Diperkirakan 130 orang dalam perburuan ini.

Mayor Kido yang mendengar kabar ini langsung membuka kekuatannya menyerang Semarang.

Diperkirakan sekitar 2.000 tentara menyerang Kota Semarang setiap hari.

Pasukan Kido men-sweeping terhadap orang Indonesia.

Bukan hanya warga bersenjata yang menjadi sasaran.

Orang Indonesia yang diduga memiliki senjata pun langsung dibunuh.

Orang Indonesia ditawan dan dibawa ke luar kota menggunakan beberapa truk.


Bahkan Mongsonegoro pun ikut ditawan dalam insiden ini.

Situasi semakin meningkat saat beredar kabar Jepang telah meracuni sumber air minum warga Semarang, Reservoir Siranda di Candilama.

Delapan polisi Indonesia yang menjaga sumber mata air pun dibawa ke markas Kido Butai.

Kabar ini pun langsung didengar Kepala Laboratorium RD Purusara, Dokter Kariadi.

Dengan mengendarai mobilnya, Dokter Kariadi menuju Waduk Siranda usai maghrib.

Saat melintas di Jalan Pandanaran, mobil yang ditumpangi Dokter Kariadi dihentikan tentara Jepang.

Berondongan peluru langsung tertuju ke mobilnya, dan mengenai tubuhnya.

Dokter Kariadi yang terluka sempat dibawa ke RS.

Tapi nyawanya tak bisa diselamatkan setelah masuk kamar bedah.

Dokter Kariadi meninggal dunia.

Saling serang terjadi selama lima hari.

Diperkirakan sekitar 2000 orang Indonesia telah tewas selama perang berlangsung.


Sedangkan di pihak Jepang, diperkirakan korban tewas sekitar 500 orang.

Perang baru berkahir saat tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk melucuti senjata Jepang.

Sebenarnya sebelum kedatangan tentara Sekutu, pelucutan senjata tentara Jepang sempat dilakukan.

Tapi, tentara Jepang enggan menyerahkan seluruh senjatanya ke orang pribumi.

Semua senjata Jepang baru diserahkan ke Sekutu.

Comments