Posts

Politik untuk Keserakahan

Membaca berita politik di Jatim menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2013 sangat membosankan. Berita didominasi pasangan incumbent, Soekarwo dan Saifullah Yusuf (Karsa). Melihat rekaman dukungan kepada calon incumben di media massa, seakan semua elemen masyarakat ingin gubernur sekarang berkuasa kembali. Ada Forum guru TK Surabaya, Komunitas Tionghoa Jatim, Koperasi wanita Setia Bhakti Wanita (SBW), 9.300 guru di Surabaya, 30.000 pengusaha Jatim, 14 elemen perempuan, dan sebagainya.

Musuh Bersama Bernama Kemiskinan

Seorang wartawan senior sempat berkata kepadaku. “Arah berita ditentukan ketika wartawan menghadap layar komputer.” Model berita tidak akan terlihat ketika wartawan berhadapan dengan narasumber, atau perjalanan pulang menuju kantor. Berita sentimentil, menghibur, edukasi, dan lainnya bisa muncul ketika wartawan menuliskan berita.

Tradisi Mengirim Doa Keliling

Orang Jawa biasa mengirim doa pada malam 21 Ramadan. Mengirim doa juga dilakukan pada malam Lebaran. Tradisi mengirim doa di kampungku tidak tersentral di masjid atau musala. Setiap 6 sampai 8 KK mengirim doa sendiri dari rumah ke rumah. Artinya, mengirim doa dilakukan bergiliran di setiap rumah. Setiap KK membuat berkat sesuai jumlah peserta kirim doa.

Melupakan Hak Tubuh

Dokter pasti menyarankan istirahat pada orang sakit. Tidur cukup adalah diantara obat alami untuk memulihkan kondisi. Tubuh terlalu lelah akibat padatnya aktivitas. Begitu pula otak yang harus terkuras dengan aktivitas sehari-hari. Orang sakit pun disarankan mengistirahatkan seluruh tubuhnya, termasuk otak. Istirahat orang sakit identik dengan berselimut. Aku pun  selalu berselimut saat merasakan sakit.

Menjadi Diri Sendiri di Atas Ketinggian

Dua hal yang aku rindukan dari Bali, yaitu pemandangan laut lepas dan ketinggian perbukitan. Tiga tahun berada di Bali, aku sering bermain di beberapa pantai di Denpasar, Badung, dan Tabanan. Kadang aku bermain di Pura Uluwatu yang berada di atas perbukitan. Naik ke atas gunung atau bermain di pantai memang hobiku sejak remaja. Sejak kembali dari Bali, aku tidak pernah naik gunung maupun bermain ke pantai. Sebenarnya aku memiliki waktu untuk menyalurkan hobiku. Libur reguler sehari bisa manfaatkan untuk naik gunung maupun bermain ke pantai.

Berburu Modal Lewat Tol

Aku menuliskan berita soal pencurian selama dua hari berturut-turut. Aku menuliskan berita soal penjambretan disertai pembacokan kemarin. Kalung emas seberat delapan gram dirampas dari nenek berusia 60 tahun. Hari ini aku menulis perampokan di SMAN 1 Lawang. Seorang guru disekap didalam ruang Tata Usaha (TU), tiga brankas dijebol, dan uang sebesar Rp 50 juta diambil pelaku. Aksi kriminalitas memang selalu meningkat menjelang perayaan hari raya. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, lonjakan kriminalitas sangat menonjol menjelang Idul Fitri.

Mereka yang Tidak Diinginkan

Aku kembali menuliskan berita soal pembuangan bayi. Kali ini bayi yang baru dilahirkan dibuang di lahan kosong. Belum diketahui pembuang dan orang tua dari bayi tersebut. Penemunya langsung menyerahkan bayi itu ke RS untuk dirawat. Belum ada orang yang tertarik mengadopsinya. Kelahiran bayi-bayi malang seperti itu memang tidak diinginkan. Bayi malang itu biasanya lahir dari rahim yang belum terikat perkawinan, baik kawin resmi maupun kawin siri.

Ketika Depresi Menyerang

“Aku sering merasa hampa. Aku divonis oleh psikiater sedang menderita depresi berat.” Pesan singkat melalui BlackBerry Messenger (BBM) aku terima dari teman akrab semalam. Dia mengeluhkan kondisinya sekarang.

Kematian yang Ditunggu

“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua.” Coretan ini dituliskan oleh aktivis 1965-an, Soe Hok Gie (1942-1969).

Politik Tanpa Konstituen

Aku memiliki hak politik pertama kali pada 1999. Uforia politik pasca reformasi membuat jumlah parpol membeludak. Ada 48 parpol yang ikut dalam pemilihan legislatif, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat. Aku masih belum memahami kondisi politik saat itu. Setahuku saat itu hanya Soeharto baru saja turun dari kursi kepresidenan. Beberapa aktivis hilang, dan kerusuhan di sejumlah daerah mewarnai era Reformasi.