Posts

Menghargai Setetes Air

Sudah 16 tahun ini aku tinggal di Malang. Lebih lama dibandingkan tinggal di tempat kelahiranku, Surabaya. Kecamatan Singosari menjadi tempat pertama aku menginjakan kaki di Malang. Bahkan di kecamatan ini pula aku mengisi hidupku lebih lama. Aku tinggal di Kecamatan Singosari sekitar sembilan tahun. Meskipun lama tinggal di Singosari, masih banyak daerah yang belum kuketahui, seperti Dusun Blandit.

Pohon Bernama Pejabat

Sebuah cerita dari Arab Saudi. Aku tidak tahu kebenarannya karena aku belum pernah ke Arab Saudi. Pohon beringin putih diberi nama Pohon Soekarno. Pohon tersebut sumbangan dari Presiden Indonesia, Soekarno.

Inilah Duta Lalin Sebenarnya

Siang itu aku ingin langsung menuju warung kopi langgananku. Aku ingin merasakan secangkir kopi susu sebelum kembali beraktivitas. Aku sengaja melalui jalan pintas.

Asumsi Dunia Pendidikan

Pendidikan menjadi komoditas paling menjanjikan. Kementerian Pendidikan termasuk diantara kementerian yang mendapat pasokan paling banyak dari APBN. Begitu pula Dinas Pendidikan di setiap daerah. UU mewajibkan pemerintah pusat dan daerah wajib mengalokasikan minimal 20 persen dari total pendapatannya untuk pendidikan. Hanya sebagaian kecil pemerintah daerah (pemda) yang memenuhi kewajiban ini. Mayoritas pemda mengalokasikan kas ke sektor pendidikan kurang dari 20 persen.

Bola itu Laki!!! Versi Warung Kopi

Sejarah sepak bola berasal dari China, dan Jepang. Lambat laun olah raga ini merembet ke berbagai benua. Sepak bola menjadi olah raga paling digemari pada abad 14. Olah raga ini identik dengan kekerasan pada abad pertengahan. Bahkan beberapa kali pemerintah setempat melarang warga bermain sepak bola. Sebenarnya sepak bola diciptakan tanpa memandang gender. Pria atau wanita sama-sama bisa bermain sepak bola. Tidak adanya motif gender juga terlihat dari sepak bola modern.

Aku Bukan Bapakku, Tapi…

Cerita ini masih hampir sama dengan cerita kemarin. Masih terkait dengan polisi. Pangkatnya masih sama, yaitu perwira pertama (pama). Tapi orang yang kuceritakan kali ini berbeda dengan cerita kemarin. Usianya pun terpaut jauh. Bila diibaratkan, orang dalam cerita kemarin adalah bapaknya. Sedangkan orang dalam cerita sekarang adalah anaknya. Tapi dua orang ini tidak ada ikatan family sama sekali.

Mereka Memandang Posisi Kami

Seorang perwira pertama (pama) masuk ke kantin di markas polisi di Kota Malang. Dia tidak memesan apapun. Dia hanya meminjam sendok kepada pemilik kantin. Sambil berdiri di dekat meja kasir, dia menakar obat yang dibawanya. Obat itu langsung diminum sambil berdiri. Setelah mengembalikan sendok kepada pemilik kantin, pama itu berniat langsung kembali ke ruangnya. Tapi sebelum mencapai pintu kantin, seseorang memanggilnya.

Aku Iri Pada Mereka

Aku tidak memiliki agenda untuk mengisi hari libur hari ini. Aku hanya perlu servis motor dan mengganti oli. Aku terakhir mengganti oli pada akhir Juli 2014 atau menjelang Lebaran. Biasanya aku memang mengganti oli sebulan sekali. Setelah mengganti oli, aku berkata kepada keluargaku. "Setelah ini ayo ke mal di Kota Malang," kataku.

Militer Itu…

Acara yang kuhadiri hari ini seharusnya dimulai pukul 07.30 WIB. Setelah mendapat telepon dari atasanku semalam, aku bertekad akan datang tepat waktu. Meskipun terlambat, mungkin hanya beberapa menit. Apalagi acara yang kuhadiri hari ini adalah puncak ulang tahun satuan militer. Aku menduga acaranya tidak akan molor. Aku tiba didepan gerbang sekitar pukul 07.40 WIB.

Terasa Asing dengan Budaya Sendiri

Rumah Batik Blimbing Malang kedatangan tamu pada Jumat (29/8/2014). Tamu itu adalah delapan mahasiswa dari lima negara. Mereka datang di bawah bendera Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) .