Posts

Aku Iri Pada Mereka

Aku tidak memiliki agenda untuk mengisi hari libur hari ini. Aku hanya perlu servis motor dan mengganti oli. Aku terakhir mengganti oli pada akhir Juli 2014 atau menjelang Lebaran. Biasanya aku memang mengganti oli sebulan sekali. Setelah mengganti oli, aku berkata kepada keluargaku. "Setelah ini ayo ke mal di Kota Malang," kataku.

Militer Itu…

Acara yang kuhadiri hari ini seharusnya dimulai pukul 07.30 WIB. Setelah mendapat telepon dari atasanku semalam, aku bertekad akan datang tepat waktu. Meskipun terlambat, mungkin hanya beberapa menit. Apalagi acara yang kuhadiri hari ini adalah puncak ulang tahun satuan militer. Aku menduga acaranya tidak akan molor. Aku tiba didepan gerbang sekitar pukul 07.40 WIB.

Terasa Asing dengan Budaya Sendiri

Rumah Batik Blimbing Malang kedatangan tamu pada Jumat (29/8/2014). Tamu itu adalah delapan mahasiswa dari lima negara. Mereka datang di bawah bendera Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) .

Poster Protes Atas Pelanggaran (Terulang)

Aku baru saja menghabiskan kopi susu yang baru kupesan. Memang tidak enak menghabiskan kopi susu dalam waktu sekejap.

Senioritas yang Terkebiri

Jam di dinding sudah menunjukan pukul 19.00 WIB. Seharusnya aku hadir dalam acara di salah satu hotel di Kota Malang. Tapi aku masih malas untuk berangkat. Aku masih bimbang antara berangkat atau tidak. Meskipun berangkat, aku sengaja terlambat. Toh aku yakin acaranya bakal molor dari jadwal semula. "Katanya kamu akan datang ke acaranya. Ini waktunya makan-makan. Cepat ke sini, sebelum makanannya habis," kata temanku melalui BlackBerry Messenger (BBM).

Semudah Membalik Telapak Tangan

26 Agustus 2014 sekitar pukul 08.00 WIB. Aku masih berada di rumah. Aku belum berniat berangkat kerja. Apalagi masih ada urusan di rumah. Hari ini aku menganggap masih belum ada agenda pagi. Dalam catatanku, aku baru ada agenda pada siang hari. Tapi agenda itu pun aku belum ada rencana datang. Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat sejenak, ternyata teman sekantor yang menelpon.

Mengabdi Kepada Orang Tua

Seorang pria tertabrak kereta api (KA) tadi pagi. Usianya sekitar 60 tahun. Aku sempat melihat jenazahnya di kamar mayat. Hanya sepintas. Bagian atas badannya masih utuh. Tapi bagian bawahnya sudah tidak berbentuk. Kulihat kakinya menempel di perut. Aku tidak melihat detail karena tertutup selimut. Aku memperkirakan bagian bawah tubuhnya benar-benar hancur.

Panggung Sandiwara Bernama Karnaval

Agustus 2014. Indonesia berubah menjadi panggung sandiwara. Benar-benar menjadi panggung sandiwara. Warga melepas identitas dan jati dirinya. Mereka mengubah dirinya menjadi orang lain. Perubahan identitas ini bisa disaksikan di seluruh daerah, mulai pedesaan sampai perkotaan. Mayoritas perubahan identitas dilombakan. Warga yang bisa mengubah dirinya secara maksimal berhak mendapat hadiah.

Kendaraan Itu Milik Siapa?

Tunggangan menjadi identitas seseorang untuk menunjukan strata sosialnya. Semakin kaya seseorang, maka tunggangannya semakin mewah. Kuda atau unta menjadi tunggangan mewah sebelum era modern. Tapi setelah era modern, tunggangan yang menunjukan strata sosial berupa kendaraan bermotor. Orang kaya baru (OKB) memanfaatkan kendaraan sesuai kebutuhan. Mereka menganggap kendaraan bagian tak terpisahkan dari kebutuhan. Mereka membeli mobil karena memang butuh untuk memudahkan aktivitas, seperti berangkat kerja, shopping , dan sebagainya.

Nyawa Anak Tunggal Itu Melayang di Kebun Tebu

Sebut saja cewek ini dengan nama Fika. Usianya belum genap 15 tahun. Rumahnya tidak jau dari rumahku di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Baru sebulan ini dia lulus dari bangku sekolah tingkat SLTP. Dia tidak melanjutkan ke SLTA karena orang tuanya tidak memiliki biaya. Bapaknya hanya seorang kuli bangunan.