Posts

Perdamaian di Sepak Bola

Viking tidak bisa bersatu dengan Aremania. Begitu pula Bonek yang tidak duduk di stadion yang sama dengan Aremania. Orang-orang Arifin Panigoro pun sulit bersanding dengan orang Bakrie. Liga Super Indonesia (LSI) pun tidak mau disandingkan dengan Liga Prima Indonesia (LPI). Inilah realitas sepak bola di Indonesia. Perang kepentingan mewarnai sepak bola akhir-akhir ini. Bahkan setelah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI beberapa waktu lalu, benih-benih permusuhan masih ada.

Jalan Menuju Keabadian (Sementara)

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua pasti akan musnah sesuai masanya. Manusia hanya bisa berusaha menjadikan abadi. Pergantian dimensi ruang dan waktu pasti akan melapukannya. Peradaban di berbagai belahan dunia sudah membuktikannya. Peradaban Mesir, peradaban Mesopotamia, peradaban Cina, dan yang paling besar adalah peradaban Atlantik. Hanya puing-puing peradaban, dan dilanjutkan cerita dari mulut ke mulut yang tersisa. Puing-puing ini pun akan hilang pada masanya.

Sepak Bola Sebagai Hukum

Aku teringat dengan ucapan tokoh eksistensialis-humanis, Jean Paul Sartre (1905-1980). Aku lupa judul buku, dan tahun terbitan buku yang aku baca kala itu. Yang aku ingat hanya ucapan Sartre bahwa ‘Dari sepak bola aku belajar hukum’.

Wartawan Konyol

Cerita ini aku dapatkan saat sedang berkumpul dengan beberapa anggota Polsek Tumpang, 23 Oktober 2012. Entah ini sebuah cerita sebenarnya atau hanya karangan seseorang yang ikut nimbrung dalam cangkrukan itu. Aku tidak tahu siapa nama orang yang bercerita itu.