Wartawan Warung Kopi

Aku tidak bisa lepas dari warung kopi (warkop) sejak menjadi wartawan di Jawa Timur (Jatim).

Bahkan aku melakoni mayoritas aktivitas jurnalistik dari warkop.

Selama menjadi wartawan di Malang, Raya, aku biasa ngopi di sekitar kampung UIN Maulana Malik Ibrahim, sekitar Terminal Landungsari, dan Dinoyo.

Kadang juga ngopi di sekitar Stadion Kanjuruhan atau Kota Batu.


Aku ngopi tergantung lokasi liputan terakhir.

Saat tugas di Surabaya, aku lebih banyak ngopi di sekitar Jemursari.

Aku memang lebih senang menghabiskan waktu di warung kopi bila tidak ada agenda liputan.

Bahkan penjaga warkop sampai hafal menu favoritku sampai tempat duduk langgananku.

Tanpa aku pesan, penjaga warkop langsung menyuguhkan menu kesukaanku.

Meskipun lebih banyak menghabiskan waktu di warkop, bukan berarti aku tidak melakukan kerja jurnalistik.

Apalagi aku termasuk wartawan reguler yang harus menyetorkan berita ke editor setiap hari.

Aku tetap melakukan kerja jurnalistik selama berada di warkop.

Justru aku mendapat banyak ide liputan selama berada di warkop.

Ada tiga sumber mencari bahan liputan dari warkop, yaitu teman, media sosial, dan internet.

Info dari Teman

Warkop adalah tempat segala informasi berseliweran.

Biasanya pengunjung warkop akan berbincang tentang segala hal.

Materi perbincangan itu ada yang bisa menjadi bahan liputan.

Jadi, selama ngopi, aku memasang telinga untuk mencari bahan liputan.


Aku juga komunikasi dengan wartawan lain melalui telepon.

Komunikasi ini untuk memastikan agenda liputan atau informasi yang mungkin belum kuketahui.

Info dari Media Sosial

Bila masih belum ada bahan liputan, aku berselancar di media sosial.

Aku mengibaratkan netizen adalah wartawan tipe pemula.

Rata-rata netizen sudah sadar informasi dan publikasi.

Netizen akan langsung mendokumentasikan dan mempublikasikan setiap peristiwa di sekitarnya.

Bahkan kadang netizen langsung meneruskan informasi yang masuk ke ponselnya.

Informasi dari media sosial itulah yang bisa menjadi bahan liputan.

Info dari Internet

Bila masih belum ada bahan liputan, maka aku mencari di internet.

Banyak informasi yang berseliweran di internet.

Aku hanya perlu mencari informasi yang sesuai dengan pos liputan.

Misalnya, website olahraga untuk mencari bahan liputan olahraga.

***

Informasi dari warkop, media sosial, atau internet itu sebagai sebagai informasi awal.

Aku belum bisa mengirim informasi itu ke editor.

Aku harus memverifikasi dan mengonfirmasi informasi tersebut.


Verifikasi berarti aku harus memastikan informasi tersebut sesuai dengan fakta.

Aku harus mencari data pembanding untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

Informasi pembanding bisa ditelusuri melalui internet atau media sosial.

Atau bisa saja aku mencari informasi pembanding dengan cara mengonfirmasi ke pihak terkait.

Aku bisa memastikan informasi tersebut fakta, hoaks, disinformasi, atau misinformasi setelah memverifikasi dan mengonfirmasi ke pihak terkait.

Apapun hasilnya, aku tetap menulis hasil verifikasi dan konfirmasi tersebut.

Tapi ada catatan khusus untuk berita hoaks, disinformasi, dan misinformasi.

Usahakan bagian hoaks, disinformasi, dan misinformasi sudah muncul di judul dan lead berita,

Jadi, pembaca sudah mengetahui bahwa informasi tersebut hoaks, disinformasi, atau misinformasi.

Comments