Rocker Juga Ingin Masuk Surga
Penampilan
musisi rock sangat khas.
Rocker diidentikan berkaus hitam, anting-anting, tato,
atau pakaian nyentrik lainnya.
Kadang
musisi rock juga berambut gondrong, meski tidak semua.
Kehidupannya pun sering
dikaitkan dengan konsumsi minuman beralkohol atau sejenisnya.
Penampilannya
memang identik dengan karakter tema yang diangkat dalam liriknya.
Sejak lahir pada pertengahan abad 20, tema lirik rock lebih luas dibandingkan tema musik alternatif
atau pop.
Baca juga : Musik Itu Ada di Hati
Musik rock tidak hanya bertema cinta. Seks, perlawanan terhadap
kebijakan pemerintah, keadaan sosial, dan gaya hidup menjadi tema paling sering
diangkat musisi rock.
Meski
tema liriknya lebih luas, musisi rock jarang mengangkat tema religius.
Beberapa
musisi rock, terutama di Indonesia, memang pernah membuat lagu bertema religius.
Tapi, biasanya musisi mengambil tema ini sangat latah.
Ramadan biasanya menjadi
moment paling umum mengeluarkan album religius.
Menjelang
Ramadan ini, aku sempat bertanya pada gitaris /Rif, Jikun soal kemungkinan mengeluarkan
lagu religius.
Pertanyaan ini sengaja aku lontarkan ke /Rif karena penampilannya
sangat kental dengan rocker.
Semua personelnya
berbadan kurus seperti pecandu obat-obatan.
Beberapa personel lainnya bertato
hampir sekujur tubuh.
Rambutnya pun gondrong.
Secara
sepintas, orang-orang seperti personil /Rif tidak mungkin menjalankan ajaran agama.
Apalagi gemerlap dunia hiburan membuat mereka dianggap jarang bersinggungan
dengan agamawan.
Aku pun yakin agamawan tidak akan menerima pengakuan dosanya, kecuali
mereka menanggalkan segala atribut rocker-nya.
“Untuk
mengekspresikan rasa kerelijiusan, sekarang baru tahap masing-masing. Kami belum
berpikir membuat lagu religius,” kata Jikun.
Baca juga : Kencan di Kafe Islami
Dalam
hati, aku berpikir para rocker berpenampilan nyentrik seperti ini pasti memiliki Tuhan atau penganut agama.
Di Album
Boomerang berjudul Xtravaganza, aku sempat membaca ucapan terima kasih yang
dituliskan drummernya, Farid Marthin.
Aku lupa detailnya.
Yang aku ingat, Farid
menulis, "Untuk Nabi Muhammad yang ajarannya masih sering aku lupakan".
Cara
bertuhan rocker memang berbeda dengan agamawan.
Para rocker tidak pernah menunjukan
cara keagamaannya.
Bahkan Kurt Cobain menunjukan cara keagamaannya dengan cara
berbeda.
Melalui lirik dalam lagu ‘Jesus Don't Want me for a Sunbeam’, Cobain
mengatakan, "Don't expect me to cry for
all the reasons you had to die. Don't ever ask your love of me".
Beberapa
rocker sudah menjadi rocker ‘taubat’, seperti Gito Rollies, Cat Stevens (Yusuf
Islam), dan sebagainya.
Penampilannya selama menjadi rocker ‘taubat’ ini berbeda
dengan penampilannya saat masih menjadi rocker.
Serban, jubah, dan aksesoris keagamaan
lainnya lebih mendominasi.
Perubahan
penampilan menjauhkan para rocker dari penggemarnya.
Para rocker ‘taubat’ hanya
dikenang sebagai rocker yang pernah ada.
Padahal fans rocker juga butuh
pencerahan keagamaan yang tidak bisa dilakukan agamawan.
Mereka pun butuh harapan
masuk surga.
Bagaimana mereka bisa masuk surga bila tokoh panutannya hanya taubat
sendiri.
Fans rocker seakan menjadi kambing kehilangan induk.
Fans tidak memiliki
panutan yang bisa mengarahkan kembali ke jalan yang seharusnya dilalui.
Menjadi
rocker tidak selalu berpenampilan nyentrik.
Baca juga : Peminta yang Aneh
Tapi menjadi agamawan pun tidak harus selalu berpenampilan penuh atribut keagamaan.
Agamawan
harus bisa menyesuaikan dengan siapa dan di mana mereka berdakwah mengajak pada surga.
Semoga
masih ada rocker ‘taubat’ yang tidak lupa pada kulitnya!!!
ada band metal purgatory dan kodusa
ReplyDelete