Jangan Ambil Keputusan Apapun Saat Sedang Emosi

Jangan ambil keputusaan apapun saat sedang dalam kondisi emosi.

Sebelum menulis lebih panjang, saya akan jelaskan dua kata yang tercantum dalam judul, yaitu keputusan dan emosi.

Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keputusan berarti (1) perihal yang berkaitan dengan putusan; segala putusan yang telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dan sebagainya); (2) ketetapan; sikap terakhir (langkah yang harus dijalankan); (3) kesimpulan (tentang pendapat); (4) hasil pemeriksaan (tentang ujian); (5) kehabisan (tentang uang, makanan, dan sebagainya); dan (6) menderita kekurangan.

Sedangkan emosi berarti (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif; dan (3) marah.

Dalam tulisan ini, saya batasi definisi kata 'keputusan' pada poin satu sampai empat.

Sedangkan kata 'emosi', saya batasi pada poin satu dan dua.
 
Selama ini banyak yang menganggap emosi sama dengan marah.

Menurut saya, emosi tidak hanya identik dengan marah.

Semua reaksi psikologis yang berlebihan dapat dikategorikan sebagai emosi, misalnya sedih, gembira, dan sebagainya

Saat dalam kondisi emosi, seseorang tidak bisa berpikir jernih.

Padahal keputusan harus disertai dengan pertimbangan matang, mulai dari dampak, rencana tindak lanjut, dan sebagainya.

Beruntung bila keputusan itu bersifat personal atau keputusan yang tidak terkait dengan orang lain.

Keputusan personal masih bisa diperbaiki dalam waktu cepat.

Tapi bila keputusan tersebut terkait dengan orang lain, butuh waktu lebih panjang untuk memperbaikinya.

Makanya jangan gegabah mengambil keputusan.

Sebelum mengambil keputusan, pertimbangkan matang-matang segala dampak yang memungkinkan akan terjadi.

Apapun keputusannya, pasti ada dampak positif maupun negatif.

Mencari masukan dari pihak lain juga penting untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Tapi, jangan sembaragan menceritakan permasalahan kepada orang lain.

Banyak orang yang mengumbar permasalahannya ke media sosial.

Padahal tidak semua netizen peduli dengan permasalahan orang lain.

Bahkan banyak netizen yang cenderung mencibir ketika ada orang yang mengumbar permasalahannya.

Sebelum bercerita, pastikan orang tersebut benar-benar bisa memberi solusi.

Atau setidaknya orang tersebut bisa mengurangi beban dari permasalahan tersebut.

Jangan orang Anda semakin stres setelah mengungkap atau menceritakan permasalahan tersebut.

Pengalaman saya pribadi, saya cenderung berdiam diri ketika sedang menghadapi permasalahan.

Berdiam diri ini untuk berpikir mencari solusi terkait permasalahan yang sedang dihadapi.

Selama berdiam diri, saya bisa membaca berbagai artikel terkait permasalahan tersebut.

Kadang saya juga membaca cerita humor, nonton film, membaca komik dan sebagainya.

Bagian ini memang bukan untuk mencari solusi.

Setidaknya membaca cerita humor, nonton film, dan membaca komik bisa mengalihkan perhatian dan menenangkan pikiran.

Setelah isa berpikir jernih, baru berpikir kembali untuk mencari solusi.

Saya akan berupaya tidak mengambil keputusan apapun saat sedang emosi.

Comments