Menikmati Program Pensiun Dini
Demi menyesuaikan operasional, PT Bentoel International Investama Tbk merampingkan
jumlah karyawannya.
Perusahaan mematok target 1.000 karyawan harus menjalani
program pensiun dini secara sukarela.
Sekitar 2.000 orang karyawan dikumpulkan,
dan disosialisasikan program ini.
Perusahaan menawarkan pesangon lebih tinggi bandingkan ketentuan
Undang-undang.
Sebuah informasi, seorang karyawan yang masa kerjanya 23 tahun
mendapat uang pensiun sebanyak 28 gaji.
Perusahaan juga menawarkan pelatihan
wirausaha kepada karyawan yang berminat ikut program pensiun dini.
Sehari setelah pertemuan, aku bertemu dengan beberapa orang karyawan.
Empat
orang menolak ikut program pensiun dini.
Lebih baik mendapat gaji bulanan
daripada mendapat segepok uang sekaligus.
Apalagi asap dapurnya harus selalu
mengepul.
Itu alasannya.
Bila menerima program itu, sama saja memadamkan asap
dapurnya.
Aku mengira tidak banyak karyawan yang bersedia ikut program ini.
Tapi hari
ini aku mendapat kabar bila karyawan yang berniat pensiun dini sebanyak 900
orang lebih.
Padahal aku memperkirakan program ini hanya diikuti maksimal 300
orang.
Ternyata banyak karyawan yang tergiur mendapat pesangon tinggi.
Sebelumnya aku sempat berbincang dengan seorang polisi kemarin soal
kondisi Bentoel.
Dia bercerita bahwa Bentoel juga pernah membuat program
pensiun dini.
Sasarannya driver alias sopir.
Sebagaimana program sekarang, banyak
sopir yang berminat ikut program ini.
Ternyata para sopir ini tidak lama
menjadi pengangguran.
Mereka bisa kembali menjadi sopir di Bentoel.
Bekerja balik kucing ini tidak hanya sekali kudengar.
Perusahaan tempatku
bekerja sekarang juga pernah menawarkan karyawannya program pensiun dini.
Banyak
yang berminat.
Pesangon sebesar puluhan juta rupiah pun masuk kantong karyawan.
Setelah itu karyawan tersebut resmi tidak lagi tercantum sebagai karyawan.
Beberapa karyawan mencari pekerjaan di perusahaan lain.
Tapi sebagaian
lain malah mendapat tawaran dari perusahaan agar mau bekerja kembali.
Tentunya status
karyawannya berbeda.
Mereka tidak lagi menjadi karyawan tetap. Mereka hanya menjadi
karyawan kontrak atau freelance.
Mereka
selamanya tidak akan bisa menjadi karyawan tetap.
Inilah enaknya karyawan yang ikut program pensiun dini.
Mereka sudah bisa
menikmati pesangon besar sebelum memasuki masa pensiun.
Mereka pun tidak perlu
khawatir asap dapurnya berhenti mengepul.
Mereka masih bekerja di perusahaan
yang sama.
Mereka pun masih mendapat gaji, meskipun jumlah gajinya bisa jadi
lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Tapi menjadi karyawan kontrak atau freelance
juga ada tidak enaknya.
Perusahaan tidak bertanggungjawab terhadap
keselamatan kerja.
Bila mengalami kecelakaan kerja, mereka harus menanggung
sendiri biayanya.
Mungkin perusahaan hanya memberi santunan.
Jumlahnya pun
tidak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan.
Selain itu, karyawan kontrak atau freelance
juga tidak memiliki masa kerja.
Perusahaan tidak akan memperhitungkan berapa
lama mereka bekerja.
Bila mereka ingin pensiun, silakan.
Tentunya tidak ada
sepeser pun uang mengalir ke kantong.
Bahkan bisa jadi perusahaan tidak akan
memberi uang santunan.
Tapi itu adalah pilihan. Karyawan bisa menentukan
nasibnya sendiri.
Karyawan tetap bisa bekerja sampai memasuki masa pensiun atau
mengambil pensiun dini. Semua pilihan pasti ada resikonya.
Comments
Post a Comment