Kematian Gembong Teroris, Noordin M Top di Surakarta, 17 September 2009

Detasemen Khusus 88 (Densus 88) mengepung sebuah rumah di Kampung Kepoh Sari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Sukarta pada 17 September 2009.

Ada empat orang laki-laki, dan seorang perempuan di dalam rumah.

Sampai sekarang belum dipublikasin jumlah personel yang terlibat dalam penggerebekan ini.

Penggerebekan ini menarik perhatian warga.

Banyak warga yang berdatangan untuk menyaksikan penggerebekan.

Warga di luar Surakarta pun bisa menyaksikan proses penggerebekan.

Sejumlah televisi nasional menayangkan proses penggerebekan secara live.

Bahkan program breaking news yang biasanya hanya berlangsung dalam hitungan menit, berlangsung selama berjam-jam.

Penggerebekan ini berlangsung selama 17 jam.

Densus 88 mendapat perlawanan dari dalam rumah.

Beberapa kali terdengar suara tembakan, baik dari dalam rumah maupun senapan Densus 88.

Penggerebekan baru berakhir dengan meninggalnya tiga orang di dalam rumah.

Tiga orang itu adalah Noordin M Top, Bagus Budi Pranoto, dan Ario Sudarso.

Tiga orang ini memang teroris.

Noordin sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) FBI.

Sepak terjang Noordin di Indonesia pun sudah sangat mencemaskan.

Dia diduga terlibat dalam pengeboman di Bali pada 2002.

Bagus Budi Pranoto adalah perakit bom pengeboman di Kedubes Australia di Jakarta pada 2004.

Sedangkan Ario Sudarsono pun perakit bom didikan Dr Azhari.

Kematian Noordin sebagai gembong teroris sempat memunculkan keraguan publik.

Sebulan sebelumnya, Densus 88 menggerebek rumah di Temanggung, Jawa Tengah.

Rumah ini diduga menjadi tempat persembunyian Noordin.

Densus 88 memang menembak mati seorang penghuni rumah.

Belakangan baru diketahui ternyata yang tewas adalah Ibrohim, pengebom Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriot di Jakarta.

Kepastian bahwa yang tewas di Surakarta adalah Noordin diungkap Kapolri, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri.

Kepastian ini berdasar pencocokan sidik jari Noordin yang diperoleh dari pemerintah Malaysia dengan jenazah di Surakarta.

Berdasarkan sidik jari yang dikirim dari Kedubes Malaysia dan Polisi Diraja Malaysia, ada 14 titik kesamaan di jari kiri dan kanan.

Comments