Maaf, Saudara Non-Muslim-ku!

"Ya Tuhan... Di ujung Ramadan ini kukirimkan doa untuk sahabat-sahabatku yang Muslim.

Berikanlah mereka kesehatan, tawadhu (catatan: mungkin maksudnya istiqomah) dalam iman, kebahagiaan, rizky yang barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadan yang akan datang. Amiiin YRA

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, mohon maaf lahir dan batin. Minal aidin wal faidzin

Ketut Resmiyasa, anggota DPRD Denpasar periode 2009-2014."

Sebagai warga Bali, Ketut Resmiyasa masih menganut agama Hindu.

Tulisan itu tercantum di akun Facebook-nya pada 8 Agustus 2013 lalu.

Saat itu umat Islam se-Indonesia merayakan Idul Fitri.

Aku tidak tahu Hindu mengatur memberi ucapan ke penganut agama lain yang merayakan hari raya atau tidak.

Aku pun tidak tahu apa hukum orang Hindu memberi ucapan selamat hari raya untuk penganut agama lain.

Kalau di Islam, masih terjadi perbedaan pendapat.

Ada yang mengharamkan, dan ada pula yang memperbolehkan.

Sejak dulu aku tidak pernah ambil pusing dengan perbedaan pendapat itu.

Ulama yang memperbolehkan pasti memiliki alasan sendiri.

Begitu pula ulama yang mengharamkan memberi ucapan selamat hari raya untuk umat non-Islam.

Menurutku, memberi ucapan selamat hari raya tidak masalah.

Aku pun sering memberi ucapan selamat hari raya untuk teman-teman non-muslim-ku.

Minta maaf memang tidak seharusnya hanya dilakukan selama Lebaran.

Permintaan maaf paling bagus langsung dilakukan setelah menyadari kesalahan.

Masalahnya, tidak semua orang menyadari bila baru berbuat salah.

Justru orang lain yang paling mengetahui bila seseorang berbuat salah.

Seperti kata pepatah, gajah di depan pelupuk mata tidak terlihat, tapi semut di dasar bumi terlihat.

Semua manusia pasti pernah berbuat salah.

Kesalahan tidak hanya dilakukan pada orang yang sering bersinggungan langsung.

Kesalahan pun bisa dilakukan meskipun tidak pernah bertemu atau bersinggungan.

Makanya sering muncul klaim bahwa perbuatan tertentu telah mencederai seluruh umat manusia.

Sulit memastikan manusia mana yang dicederai oleh perbuatan itu.

Disadari atau tidak, manusia harus sering minta maaf.

Sikap ini untuk mengurangi sifat angkuh manusia.

Hanya manusia angkuh yang tidak pernah minta maaf kepada manusia lain.

Dia tidak menyadari bahwa kesalahan adalah hal alami manusia.

Melalui tulisan ini, aku minta maaf atas semua kesalahan yang pernah kulakukan.

Bukan hanya kessalahan yang aku lakukan selama setahun terakhir.

Aku pun minta maaf atas semua kesalahan yang pernah kulakukan.

Khusus untuk teman-teman non-muslim, terima kasih atas ucapan Idul Fitri-nya.

Semoga moment tahunan ini bisa mempererat hubungan kita.

Aku tidak peduli apa agama kalian.

Aku tidak peduli dari mana asal kalian.

Aku hanya peduli hubungan aku dan kalian baik-baik saja.

Comments