Musik Itu Ada di Hati
Manusia
tidak bisa dilepaskan dari musik.
Setiap peradaban manusia berdiri diatas
serpihan musik.
Begitu pula agama tradisional pun tak bisa lepas dari musik.
Bahkan
kaum fundamentalis yang melarang aliran musik tertentu pun tidak bisa lepas
dari musik.
Musik
sudah mendarah daging dalam kehidupan manusia.
Tanpa adanya musik, roda
kehidupan tidak ada berwarna.
Bagi manusia primitif, musik bisa menangkal
bahaya, menanggulangi bencana, dan menjauhkan dari kejadian buruk.
Musik pun bisa
mendatangkan kesejahteraan, kedamaian, dan ketenangan.
Contoh
kecil, dalam hal peribadatan.
Islam memperkenalkan azan sebagai panggilan salat.
Protestan, Katholik, Budha, Hindu, dan Kong Hu Chu pun tidak bisa lepas dalam musik
dalam peribadatan.
Melalui ritual tertentu ini, penganut agama bisa merasakan
kedekatan dengan Tuhan.
Selama
ini orang hanya mengenal genre musik sebagai pop, rock, dangdut, dan sebagainya.
Padahal musik adalah suara yang disusun
demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan.
Bagi orang
awam, musik bisanya dibawakan dengan alat-alat yang dapat menghasilkan
bunyi-bunyian.
Tidak
semua musik harus dimainkan dengan alat.
Kalau melihat pada praktik di dalam
agama, tidak semua musik dimainkan dengan alat.
Bahkan penggunaan alat dalam
praktik peribadatan tertentu malah dilarang.
Seperti dalam Islam, salat tidak
boleh dilakukan dengan alat musik.
Padahal dalam salat sendiri banyak untaian
nada yang mengandung musik.
Musik
mempengaruhi kejiwaan seseorang.
Musik dapat membebaskan rasa dari jeratan
tekanan batin, rasa kesepian, panik, dan berbagai gangguan mental lainnya.
Kadang
kesenangan pada aliran musik tertentu mempengaruhi tipikal atau karakter orang.
Musik terkait dengan rasa dan selera.
Tidak
ada yang bisa memaksakan aliran tertentu harus dikonsumsi oleh kelompok
tertentu.
Dalam penggalan sejarah, memang ada pelarangan terhadap artis atau
aliran tertentu.
Biasanya pelarangan terkait dengan penampilan artis, bait,
atau hal lain.
Di antaranya Lady Gaga yang pernah dilarang di negara tertentu.
Pelarangan
ini karena cara pakaian dan bait lagunya yang dianggap tidak sesuai dengan kultur
setempat.
Tapi, tetap saja Lady Gaga memiliki penggemar setia.
Bagiku,
musik tempatnya ada di hati.
Setiap orang berhak mengidolakan artis atau genre musik
tertentu.
Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda soal artis dan genre
musik.
Sekalipun sama-sama senang Kurt Cobain, tidak semua penggemarnya senang
dengan penampilannya yang sekedarnya dan seenaknya.
Musik
bisa mengubah rasa sedih menjadi senang.
Orang bisa bersosialisasi melalui
musik.
Tanpa adanya musik, kehidupan terasa monoton.
Karena secara alami,
manusia diciptakan memiliki rasa seni.
setuju bossss
ReplyDelete