Tak Ada Penjahat Bernyali Kecil

Bangun tidur, langsung kubuka BlackBerry Messenger (BBM).

Kubaca satu per satu status temanku.

Biasanya temanku memberikan informasi tidak langsung.

Informasi itu di-up date melalui statusnya.

Benar saja. Seorang temanku memasang foto profilnya dengan orang terkapar.

Aku sempat penasaran dengan foto profil tersebut.

Aku tidak mengenal orang yang wajahnya terpasang dalam foto profil tersebut.

Mulutnya mengeluarkan darah.

Awalnya aku cuek dengan foto tersebut.

Maklum, teman-temanku sering menggunakan foto aneh untuk menarik perhatian.

Aku iseng membaca status temanku tersebut.

Ternyata statusnya menginformasikan foto di profilnya.

Aku tidak ingat detail status tersebut.

Intinya foto tersebut adalah pelaku pencurian kendaraan bermotor yang baru saja dihajar massa.

Aku langsung tanya lokasi kejadiannya.

Setelah dia memberitahu, aku menghubungi polisi untuk memastikan posisi pelaku.

Polisi di polsek cuek dengan  telepon dan SMS-ku.

Polisi di polres memberi tahu bahwa pencurian kendaraan bermotor itu ditangani polsek.

Kupacu motor menuju polsek. Beberapa rekan sudah berada di polsek.

Sayangnya tersangka sudah tidak ada di polsek.

Seorang temanku mengatakan polisi sedang menggelendang pelaku.

Tidak ada yang tahu ke mana polisi menggelendang pelaku.

Aku pun tidak mengetahui pelaku mengalami luka apa saja.

Entah sudah keberapa kalinya aku medengar pelaku kejahatan dihajar massa.

Kemarin ada jambret yang dihajar massa.

Sebelum jambret itu mengalami luka parah, polisi sudah tiba.

Polisi langsung dikeler ke polsek untuk diperiksa.

Sekitar tiga pekan lalu, juga ada penjahat jalanan yang dihajar massa.

Seorang meninggal, dan seorang lainnya mengalami luka parah.

Beberapa hari sebelumnya, seorang penjahat jalanan juga tewas setelah dihajar massa.

Seorang dari pelaku menyusul meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS).

Warga pasti sudah jengkel dengan penjahat jalanan.

Warga sudah menjadi korban.

Jumlah pelaku yang ditangkap polisi tidak sebanding dengan jumlah pelaku yang masih berkeliaran di jalanan.

Tidak mengherankan warga menganggap polisi kurang bekerja maksimal.

Apalagi nama baik polisi sudah merosot dihadapan warga.

Penghakiman massa sebagai jawaban keraguan terhadap kinerja polisi.

Warga seakan  tidak pernah kepada polisi.

Memang polisi berpegang pada asas praduga tak bersalah.

Harus ada bukti untuk menjerat pelaku kejahatan.

Tanpa adanya bukti, polisi akan membebaskan orang yang dianggap bersalah tersebut.

Tapi warga tidak mau tahu dengan asas praduga tak bersalah.

Warga memiliki penilaian sendiri terhadap perbuatan atau karakter seseorang.

Bila orang tersebut tidak disukai dan sedang berurusan dengan polisi, warga berharap orang tersebut mendekam di sel tahanan.

Bila orang tersebut dilepaskan, warga pasti menganggap polisi mendapat sejumlah uang.

Permainan kotor polisi seakan sudah bukan rahasia lagi.

Setiap kali orang berurusan dengan polisi, pasti selalu dikaitkan dengan uang.

Orang yang akan minta Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), pasti berpikir 'membayar berapa?'

Bahkan orang yang akan minta surat kehilangan pun harus ada uang administrasinya.

Kalau yang terakhir ini, aku pernah mengalaminya.

Aku pernah datang ke polsek untuk minta surat kehilangan buku ATM.

Tanpa malu-malu polisi langsung minta uang administrasi seikhlasnya.

Kata ‘seikhlasnya’ mengindikasikan tidak ada aturan baku besaran uang untuk biaya administrasi.

Aku yakin pungutan tersebut tidak ada aturannya.

Penjahat pun sudah mengetahui bahwa warga sudah tidak percaya lagi kepada polisi.

Warga memiliki gaya penghakiman sendiri terhadap pelaku kejahatan.

Model penghakiman ini tentu dengan berbeda dengan yang berlaku di pengadilan.

Tidak ada jaksa, tidak ada hakim, dan tidak ada kuasa hukum.

Semua yang terlibat dalam penghakiman warga adalah hakim sekaligus jaksa.

Penjahat tidak berhak mengajukan kuasa hukum.

Ketika akan beraksi, penjahat pasti tahu resikonya bila tertangkap tangan sedang beraksi.

Penjahat adalah orang yang memiliki nyali besar beraksi di jalanan, pemukiman, dan sebagainya.

Tidak ada penjahat bernyali kecil, kecuali penjahat amatir.

Comments