Menikmati Ditilang Pak Polisi
Sudah 13 tahun ini aku dipercaya orang tuaku membawa motor.
Tapi, aku tidak pernah merasakan membayar denda tilang
di pengadilan atas kesalahanku.
Aku hanya pernah dua kena tilang, tapi membayar
uang damai di lokasi.
Bukannya aku yang meminta.
Polisinya yang menawarkan
denda Rp 15.000 di lokasi, atau Rp 75.000 di pengadilan.
Bukan berarti aku tidak pernah ikut sidang tilang di pengadilan.
Aku sekali
merasakan ikut sidang tilang di pengadilan.
Bukan aku yang melakukan
pelanggaran.
Aku hanya membantu teman mengikuti sidang tilangnya dan membayar denda.
Maklum temanku tidak bisa datang saat sidang, karena domisilinya di luar Malang
Raya.
Orang yang tidak pernah merasakan sidang tilang di pengadilan pasti
menganggap akan ribet, prosesnya lama, dan berbiaya mahal.
Polisi pun sering memberitahukan
hal ini saat melihat pelanggaran di jalanan.
Pelanggar biasanya diberi pilihan titip
sidang dengan biaya murah atau ikut sidang sendiri dengan biaya lebih mahal.
Saat aku ikut sidang tilang, prosesnya tidak ribet, tidak lama, dan dendanya
standar.
Aku langsung menaruh surat tilang di boks yang tersedia.
Kurang dari lima
menit, petugas memanggil nama temanku, dan itu berarti aku yang dipanggil.
Nama
yang dipanggil atau yang mewakili langsung masuk ke ruang sidang.
Majelis hakim, biasanya hakim tunggal, memanggill nama-nama pelanggar
yang sudah dipanggil petugas sebelumnya.
Setelah semua lengkap, enam sampai
tujuh pelanggar diminta duduk di kursi panjang didepan hakim.
Hakim mengabsen
satu per satu pelanggar yang ada di depannya.
Setelah namanya sesuai, hakim
menjalankan sidang.
"Anda melanggar pasal A atau B, dan dikenakan denda sebesar sekian," kata hakim.
Tidak ada pelanggar yang keberatan.
Setelah satu gelombang selesai ikut sidang,
langsung diminta ke kasir dan membayar denda sesuai yang dibacakan hakim.
Semua
proses sidang berjalan kurang dari 15 menit.
Jadi tidak usah takut ikut sidang tilang.
Anggap saja menambah
pengalaman baru.
Pengalaman ini bisa diceritakan kepada pelanggar lainnya.
Jadi
saat polisi memberi tawaran, langsung pilih saja sidang di pengadilan.
Dijamin tidak
ada unsur suap dalam sidang ini.
Semua denda yang dibayar pelanggar akan masuk
ke kas Negara.
Berbeda bila sidang titip ke polisi.
Dijamin uang denda tidak akan masuk
ke kas negara.
Pelanggar yang titip sidang juga tidak memiliki bukti uangnya
akan masuk ke kas negara.
Polisi nakal pun tidak pernah memberikan tanda bukti
pembayaran uang titipan ini.
Jadi tidak ada yang tahu uang itu untuk membeli
rokok polisi atau jajan anaknya.
Menjalani sidang tilang di pengadilan juga untuk membantu memperbaiki citra
polisi.
Polisi yang seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat sering dipandang
negatif oleh masyarakat.
Polisi dianggap tidak bisa menangkap penjahat.
Kerja polisi
dipandang hanya mencari uang ceperan di jalanan.
Padahal aku yakin, tidak semua
polisi selalu mencari uang ceperan di jalanan.
Seorang perwira menengah (pamen) polisi pernah berkata kepadaku:
"Polisi
tidak minta uang di jalanan saja sudah mampu menaikan nama baiknya di
masyarakat. Jadi polisi tidak perlu melakukan aksi heroik agar dikenal
masyarakat."
Makanya, bantulah polisi memperbaiki citranya.
Comments
Post a Comment