Arti Penting Kepala

Kepala mejadi simbol kehormatan bagi mayoritas suku bangsa.

Dalam strata sosial, kepala bisa menunjukan status seseorang.

Bagi kalangan masyarakat feodal, kepala menjadi tempat mahkota dan simbol kekuasaan lainnya.

Bagi masyarakat agamis, kepala juga menjadi tempat simbol keagamaan.

Dengan melihat sesuatu di kepala, masyarakat bisa memahami posisi seseorang di strata sosial.

Kepala juga menjadi sumber kehidupan manusia.

Panca indera manusia ada di kepala, yaitu mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit.

Dari lima panca indera ini, hanya kulit yang merata di seluruh tubuh.

Sedangkan empat panca indera lainnya hanya ada di kepala.

Ketika seseorang melakukan tindak kriminal berat, pemangkasan kehidupannya juga bisa melalui kepala.

Ada yang hukumannya dengan memenggal kepala.

Ada pula yang memutus saluran udara dari hidung ke paru-paru melalui hukuman gantung.

Hukuman ini masih berlaku di beberapa negara, terutama negara yang berasaskan agama.

Mayoritas negara mengganti pemenggalan kepala dengan hukuman lain, seperti tembak atau kursi listrik.

Menaruh kepala di tanah menunjukan sikap kepasrahan.

Dalam tradisi masyarakat feodal, menaruh kepala dilakukan di hadapan raja.

Atau minimal posisi kepala raja lebih tinggi dibandingkan masyarakat atau abdinya.

Sedangkan dalam tatan agama, menaruh kepala dilakukan melalui sujud.

Tujuannya juga sama, yaitu sikap pasrah kepada Tuhan.

Arti penting kepala ini terlihat dari proses kelahiran manusia.

Kepala keluar lebih dulu dari proses kelahiran normal.

Dokter atau bidan akan berusaha maksimal agar kepala bisa keluar lebih dulu bagi bayi sungsang.

Bila upaya ini tidak membuahkan hasil, baru proses kelahiran melalui operasi.

Bagi bangsa tertentu, termasuk Indonesia, memegang kepala bisa diartikan sebagai penghinaan.

Makanya dokter selalu menyarankan agar orang tua tidak memukul kepala anak.

Dampak psikologis memukul kepala akan terasa sampai anak memasuki usia dewasa.

Sebaliknya, membelai kepala sangat disarankan.

Membelai kepala menunjukan rasa kasih sayang kepada seseorang.

Membelai kepala ini bisa membuat tenang orang yang dibelai.

Masyarakat harus berpikir ulang untuk memegang kepala raja atau presiden.

Hanya tukang cukur yang bisa memegangnya.

Bahkan tukang cukur tidak harus menaruh kepalanya di bawah kepala raja atau presiden ketika menjalankan tugasnya.

Raja atau presiden tidak akan menuntut kepala tukang cukur harus lebih rendah.

Bahkan raja atau presiden mempersilakan tukang cukur melalukan apapun.

Jadi ada tiga makna tentang kepala.

Pertama, bagi seluruh manusia, kepala adalah sumber kehidupan.

Manusia akan selalu berusaha agar kepalanya tidak sampai rusak.

Kewajiban memakai helm juga untuk melindungi kepala.

Ketika kepala rusak atau terputus, maka akan mengancam masa depannya.

Kedua, bagi raja, agamawan, presiden, atau pemimpin lainnya.

Kepala bagi pemimpin adalah simbol kekuasaan.

Posisi pemimpin harus selalu diatas dibandingkan lainnya.

Instansi pemerintah pun biasa memakai istilah ‘kepala’ untuk menyebut pemimpinnya.

Ada pula yang menyebut pemimpinnya dengan sebutan ‘ketua’.

Ketiga, bagi tukang cukur.

Kepala menjadi sumber pendapatan bagi tukang cukur.

Semakin banyak kepala yang dipegang, maka semakin banyak pula pendapatannya.

Tukang cukur tentu tidak membedakan kepala yang dipegangnya itu milik kaum awam, presiden, agamawan, atau raja.

Comments