Perjalanan Menuju Puncak Ultah Arema Cronus (2)
Karena aku yang jadi sopir, aku memilih opsi kedua.
Memang
butuh waktu lama agar bisa mendahului konvoi.
Aku sempat berdiri sampai mengendarai
motor untuk melihat panjangnya konvoi di depan. Ternyata cukup panjang.
Mataku
tidak melihat bagian depan konvoi.
Tapi aku tetap ingin mendahului konvoi.
Aku tidak dapat memperkirakan berapa lama bisa berhasil menerobos
konvoi.
Aku baru bisa berada di bagian depans konvoi setelah memasuki Kecamatan
Pagelaran.
Hatiku sangat lega. Kecepatan motor kutambah.
Aku berharap bisa
secepatnya tiba di Pantai Balekambang.
Aku tidak mau ketinggalan acara tabur tepung.
Aku ingin mendapat foto momen pertama dalam sejarah Arema Cronus ini.
Tidak lama setelah keluar dari himpitan konvoi, temanku
mengajak berhenti sejenak di warung.
Pantatnya terasa panas karena sudah sekitar
sejam naik motor.
Aku sempat ragu memenuhi keinginan temanku.
Bila berhenti
sejenak, dipastikan nanti akan kembali ke belakang konvoi.
Tapi bila tetap
melanjutkan perjalanan, pantatku juga terasa panas.
Aku sempat melihat papan bertulis Pantai Balekambang 35
KM.
Berarti aku harus menempuh perjalanan 35 kilometer lagi agar bisa sampai di
Pantai Balekambang.
Pantatku pasti akan terasa lebih panas bila memaksakan diri
melanjutkan perjalanan.
Apalagi punggungku juga terasa nyeri akibat beban di
tas ransel yang kutaruh di dada.
Akhirnya aku memutuskan istirahat sejenak.
Aku
mengurangi laju motor, dan melihat kanan-kiri jalan untuk mencari warung kopi.
"Kita
cari yang kiri jalan saja," kata temanku.
Aku pun mengiyakan. Alasan praktis.
Bila
mencari yang kanan jalan, kami harus menyeberang.
Itu pun tidak mudah.
Banyak konvoi
Aremania dari arah berlawanan.
Kami singgah di warung kopi yang terbuat dari gedeg.
Pemiliknya
seorang perempuan yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun.
Dia sangat ramah.
Kami memesan dua gelas kopi susu, dan memilih duduk di teras warung kopi.
Dia
sempat menanyakan apa kami akan ke Pantai Balekambang.
Aku mengiyakan.
Aku menyempatkan diri membuka laptop.
Beberapa berita
yang tersimpan di laptop belum sempat terkirim.
Ternyata sinyal modem sangat lemah.
Beberapa kali kubuka email, koneksi selalu gagal.
Aku baru bisa mengirim satu berita
setelah 30 menit berusaha.
Beruntung aku hanya perlu mengirim satu berita.
Berita
lainnya sudah kukirim via email BlackBerry.
Saat aku konsentrasi menghadap laptop inilah seorang
bocah bercerita kepada ibunya soal konvoi Aremania.
"Bu, maeng onok seng mudo," kata bocah berusia sekitar tiga tahun
tersebut.
Sang ibu seakan tidak menghiraukan celotehan anaknya.
Sang anak kembali
mengadu kepada ibunya. Lagi-lagi sang ibu tidak menanggapinya.
Aku tidak sempat melihat konvoi Aremania sebelum bocah
itu bercerita.
Aku tidak tahu yang dimaksud mudo
itu benar-benar tanpa busana, atau hanya memakai celana dalam.
Aku
tetap konsentrasi menghadap laptop.
Aku ingin membersihkan email agar surat masuk
tidak terlalu menumpuk.
Karena jaringannya lemot, aku memilih menutup laptop.
Aku menikmati kopi sambil kopi susu.
Sekitar 15 menit menutup laptop, kami berencana
melanjutkan perjalanan.
"Mungkin dari sini ke Pantai Balekambang sekitar 30-35 kilometer," kata pemilik warung.
Comments
Post a Comment