Pembunuhan Leon Trotsky di Meksiko, 20 Agustus 1940

Leon Trotsky (1879-1940) baru selesai memberi makan kelinci peliharaan di rumah di Coyoayan, Kota Meksiko, 20 Agustus 1940 sore.

Seorang bernama Jaime Ramon Mercader (1913-1978) bertamu ke rumahnya.

Mercader yang kelahiran Spanyol lebih dikenal sebagai Frank Jacson.

Mercader ke rumah Trotsky untuk melihat tinjauan atas artikelnya.

Trotsky tertarik pada tulisan Mercader .

Tiba-tiba Mercader mengeluarkan kapak kecil yang biasa digunakan pendaki di pegunungan es.

Mercader menyimpan kapak ini di balik jas hujan yang dikenakannya.

Mercader langsung menghujamkan kapak es ini ke bagian belakang kepala Trotsky.

Usia dua orang ini memang berbeda.

Tapi, Trotsky masih mampu melawan Mercader.

Darah segar mengucur dari kepala Trotsky.

Trotsky mencengkram tangan Mercader.

Cengkraman ini semakin melemah seiring banyaknya darah keluar dari luka di kepala Trotsky.

Dua orang dekat Trotsky, Joseph Leroy Hansen (1910-1979), dan Charles Olney Cornell (1911-1989) menyeruak ke ruangan.

Dua orang ini langsung menangkap Mercarder.

Trotsky tidak mau orang terdekatnya membunuh Mercarder.

Trotsky memaksa Mercarder mengungkap orang yang memberi perintah upaya pembunuhan tersebut.

Akibat luka yang dialaminya, Trotsky harus dibawa ke rumah sakit.

Operasi tidak mampu menyelamatkan nyawanya.

Trotsky meninggal tidak lama setelah penyerangan.

Mercarder bersikukuh tidak mau mengungkap identitas pemberi perintah.

Kemudian Mercarder diserahkan ke polisi setempat.

Mercarder baru mau mengungkap alasan membunuh Trotsky kepada penyidik.

Mercarder memperkenalkan diri sebagai Jacques Mornard.

Nama ini pula yang digunakan saat berkenalan dengan Sylvia Ageloff, orang kepercayaan Trotsky di Paris.

Mercarder menyebutkan motif pembunuhan adalah dendam pribadi.

Mercarder kenal dengan Ageloff saat masih menjadi mahasiswa di Sorbonne, Paris.

Mercarder berniat menikahi Ageloff, dan mengemukakan niat ini ke Trotsky.

Tapi Trotsky menolaknya.

Penolakan inilah yang membuat Mercarder sakit hati dan berniat membunuhnya.

Mercarder pun merencanan pembunuhan dengan matang.

Caranya, Mercarder menyamar sebagai simpatisan Trotsky.

Ada yang menyebut pembunuhan Trotsky atas instruksi pimpinan Uni Soviet, Joseph Stalin (1878-1953).

Mercarder sudah berkomunikasi dengan wakil Biro Internasional Keempat sejak 1938.

Rencana pembunuhan Trotsky pun dipersiapkan sangat matang.

Mercarder berbekal paspor palsu untuk masuk ke Meksiko.

Paspor tersebut adalah milik tentara Spanyol, Tony Babich yang tewas dalam perang saudara.

Foto dan nama di paspor tersebut diubah sebelum digunakan masuk ke Meksiko.

Bagi Stalin, Trotsky memang harus dihabisi.

Sejak Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) meninggal, Trotsky tersingkir dari lingkar kekuasaan secara berlahan.

Awalnya Trotsky tersingkir dari Politbiro Partai Komunis.

Kemudian keanggotan Trotsky di partai dicabut.

Trotsky pun diasingkan pada 1928.

Trotsky tetap bersikap kritis terhadap pemerintahan Stalin selama berada di pengasingan.

Sikap kritis ini membuat rezim Stalin mengeluarkan keputusan bersalah secara in absentia kepada Trotsky.

Akhirnya Trotsky terbunuh di pengasingannya di Meksiko.

Comments