Bangsa Manchu Akhiri Kekuasan Dinasti Xun di China, 6 Juni 1644

Pemberontak pimpinan Li Zicheng (1606-1644) berhasil menumbangkan kekuasaan Dinasti Ming.

Kaisar Dinasti Ming terakhir, Chongzhen (1611-1644) bunuh diri di kebun belakang istana sebelum Beijing jatuh ke tangah Li.

Sebelum menggantung dirinya di kebun belakang istana, Chongzhen mengirim pesan kepada Jendral Wu Sangui (1612-1678).

Saat itu Wu sedang bertugas di perbatasan.

Chongzhen minta Wu kembali ke ibukota dan mempertahankan kerajaan.

Wu terlambat datang ke Beijing.

Pemberontak sudah menguasai Beijing sejak April 1644.

Rakyat pun sudah mengalihkan dukungan kepada Li.

Rakyat mengelukan Li sebagai pembebas.

Jatuhnya kekuasaan Dinasti Ming juga menandai lahirnya Dinasti Xun.

Li mendeklarasikan diri sebagai kaisar Dinasti Xun.

Li memperlihatkan ketegasannya di awal pemerintahan.

Li menghukum berat pejabat era Dinasti Ming yang korup.

Li mengirim para jenderalnya untuk mengambil alih beberapa daerah yang masih loyal kepada Dinasti Ming.

Jatuhnya Dinasti Ming memudahkan Dinasti Xun menguasai daerah di kejauhan.

Hanya dalam waktu sekejap, beberapa daerah yang pernah dikuasai Dinasti Ming jatuh ke tangan Dinasti Xun.

Bahkan Dinasti Xun bisa menguasai lebih dari separuh wilayah China modern.

Luasnya wilayah kekuasaan membuat Li sulit mengontrol bawahannya.

Li tidak mengetahui para pejabatnya yang bertindak sewenang-wenang, gila pesta, merosotnya moral prajurit, dan sebagainya.

Li pun seakan terkurung di kehidupan istana, dan kurang memperhatikan perbuatan pejabatnya.

Sementara itu, Jendral Wu yang mengetahui Dinasti Ming runtuh langsung mendekati pimpinan Bangsa Manchu, Shunzhi (1938-1661).

Saat itu Wu sedang mempertahankan Shanhaiguan.

Wu beserta sisa-sisa kekuatan Dinasti Ming langsung membuat kesepakatan dengan petinggi Bangsa Manchu.

Keduanya ingin merebut Beijing dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Xun.

Sejak menjadi kaisar, Li tidak pernah memikirkan Bangsa Manchu sebagai ancaman.

Li baru mulai khawatir setelah Bangsa Manchu masuk ke Shanhaiguan.

Bangsa Manchu yang terus bergerak menuju Beijing membuat Li semakin khawatir.

Keruntuhan Dinasti Xun yang baru didirikan membayang di pelupuk matanya.

Li memilih melarikan diri daripada menjadi tawanan Bangsa Manchu.

Tapi Li tidak rela istana yang pernah menjadikannya sebagai kaisar jatuh ke Bangsa Manchu.

Li langsung membakar istana kekaisaran.

Li meninggalkan istana yang telah menjadi arang.

Sayangnya tidak ada penjelasan ke mana Li pergi.

Ada yang menyebutkan Li dibunuh atau bunuh diri tidak lama setelah keluar dari istana.

Tapi ada pula yang menyebutkan Li menjadi biksu.

Bangsa Manchu masuk Beijing pada 6 Juni 1644 atau dua hari setelah Li melarikan diri.

Saat memasuki Beijing, Bangsa Manchu hanya menemukan puing-puing istana.

Dinasti Ming tidak bisa melanjutkan kekuasaannya setelah menguasai Beijing kembali.

Sebab, Bangsa Manchu enggan meninggalkan China yang baru saja dikuasai.

Bangsa Manchu menjadi penguasa di China dan memulai berdirinya Dinasti Qing atau dinasti terakhir di China.

Sebagai bangsa pendatang, Bangsa Manchu tidak langsung memberangus pejabat Dinasti Ming.

Pejabat Dinasti Ming yang loyal kepada dinasti baru tetap dipertahankan.

Bahkan Jenderal Wu yang berjasa atas masuknya Bangsa Manchu mendapat gelar bangsawan, Pingxi Wang atau pangeran yang menenangkan barat.

Padahal Bangsa Manchu tidak mudah memberikan gelar bangsawan kepada orang non-Manchu.

Comments