Peristiwa di Balik Hari Buruh Dunia (May Day) di Amerika Serikat, 1 Mei 1886

Federation of Organized Trades and Labor Unions (FOTLU) mengeluarkan keputusan bersejarah dalam kongres tahun 1886.

FOTLU menetapkan 1 Mei sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia.

FOTLU mengambil nomen ini sebagai inspirasi kesuksesan gerakan buruh di Kanada pada tahun 1872.

Saat itu gerakan buruh di Kanada berhasil membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan pengurangan jam kerja.

FOTLU menuntut delapan jam kerja berlaku di semua negara bagian sejak 1 Mei 1886.

1 Mei 1886 tiba.

Sebanyak 400.000 buruh demonstrasi menuntut pengurangan jam kerja.

Saat itu buruh biasa bekerja antara 12 sampai 16 jam per hari.

Buruh menuntut delapan jam kerja dengan pertimbangan pembagian waktu secara rasional.

Delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk istirahat, dan delapan jam untuk rekreasi.

Para pekerja demonstrasi di sejumlah negara bagian.

Demonstrasi dipusatkan di Kota Chicago.

Sekitar 90.000 demonstran berkumpul di Lapangan Haymarket.

Para pekerja membangun podium untuk pertemuan terbuka.

Selama demonstrasi berlangsung, setiap pekerja berhak maju ke podium dan menyalurkan aspirasi.

Demonstrsi hari keempat menjadi petaka bagi demonstran.

Saat itu cuaca buruk sedang mengepung Chicago.

Ribuan demonstran memilih meninggalkan lokasi pertemuan umum dan pulang ke rumah.

Hanya sebagaian kecil demonstra yang bertahan untuk menyalurkan aspirasi.

Polisi berniat membubarkan pertemuan.

Demonstran pun sepakat mengakhiri demonstrasi.

Tapi sebelum buruh membubarkan diri, tiba-tiba bom molotov melayang ke aah barisan polisi.

Seorang polisi terbunuh, dan 70 polisi lain terluka.

Anggota polisi lain langsung menembaki kerumunan massa.

Tidak diketahui jumlah pekerja yang tewas dalam insiden.

Diperkirakan 200 pekerja terluka dalam insiden ini.

Polisi menangkap delapan orang yang dianggap bertanggung jawab dalam insiden ini, yaitu:

1. August Vincent Theodore Spies (1855-1887),

2. Albert Richard Parsons (1848-1887),

3. Adolph Fischer (1858-1887),

4. George Engel (1836-1887),

5. Louis Lingg (1864-1887),

6. Michael Schwab (1853-1898),

7. Samuel Fielden (1847-1922), dan

8. Oscar William Neebe (1850-1916).

Pengadilan memvonis bersalah kepada August Spies, Albert Parsons, Adolph Fischer, George Engel, Michael Schwab, dan Samuel Fielden.

Pengadilan memvonis enam orang ini hukuman mati.
Algojo mengeksekusi mati August Spies, Albert Parsons, Adolph Fischer, dan George Engel pada Juni 1887.

Sebelum hakim menjatuhkan vonis, Louis Lingg memilih bunuh diri di dalam penjara.

Pengadilan juga memvonis bersalah kepada.

Tapi, pengadilan hanya menjatuhkan hukuman penjara 15 tahun kepada Oscar Neebe.

Michael Schwab, Samuel Fielden, dan Oscar Neebe beberapa kali menulis surat kepada Gubernur Illinois untuk minta keringanan hukuman.

Sejumlah dukungan terus mengalir untuk para tahanan.

Akhirnya Gubernur Illinois, John Peter Altgeld (1847-1902) mengeluarkan keputusan kontroversial.

Altgeld membebaskan tiga tahanan Haymarket.

Altgeld menyatakan:

"Mereka tidak diampuni, karena mereka tidak bersalah. Mereka dihukum oleh hakim yang disuap."

Setelah keluar dari penjara, Neebe tetap aktif di gerakan buruh.

Neebe menjadi penjaga salon di luar aktivitasnya di gerakan buruh.

Neebe terus menjalani aktivitas ini sampai meninggal di usia 65 tahun pada 1916.

Fielden langsung membeli peternakan di Colorado setelah bebas dari penjara.

Dia tetap menjadi peternak sampai akhir hayatnya.

Sedangkan Schwab menjadi penulis, serta penjual buku dan sepatu sampai akhir hayatnya.

Comments