Upaya Pembunuhan Sniper Andal Finlandia, Simo Hayha, 6 Maret 1940
Kekuatan Finlandia tidak
sebanding dengan kekuatan Uni Soviet dalam Perang Musim Dingin 1939-1940.
Pasukan Uni Soviet 4:1 dari pasukan Finlandia, tank berbanding
200:1, dan pesawat tempur berbanding 30:1.
Dalam perang ini, Finlandia memiliki sniper andal,
yaitu Simo Hayha (1905-2002).
Selama
masa perang, Hayha memiliki rekor membunuh sangat besar.
705 orang tentara Uni
Soviet terbunuh di tangan Hayha.
Rekor membunuh ini hanya terjadi dalam waktu
kurang dari 100 hari.
Hayha tidak menggunakan senjata canggih untuk membunuh
tentara Uni Soviet.
Dalam menjalankan operasinya, Hayha berbekal dua senapan
yaitu M28 dan Suomi KP/-31.
Hayha pun tidak pernah membidik sasarannya dengan bantuan
teleskop.
Hayha memiliki alasan sendiri tidak menggunakan teleskop.
Medan perang yang diselimuti salju bisa
memantulkan cahaya.
Teleskop pun bisa memantulkan cahaya.
Musuh akan mudah menemukan
posisinya bila menggunakan teleskop.
Selain itu, cuaca dingin dapat menimbulkan
embun di teleskop.
Embun tentu akan menganggu sniper yang mengandalkan
teleskop.
Sebagai penembak jitu, Hayha harus bersembunyi di
posisi yang tidak diketahui musuh.
Tentunya penembak jitu harus memiliki keahlian
akurasi bidikan.
Itulah kelebihan Hayha.
Meskipun tidak pernah menggunakan teleskop,
bidikan Hayha tidak pernah melenceng.
Padahal rata-rata korban bidikannya
berada dalam jarak 400 meter.
Rekor dan keahlian Hayha inilah yang membuat Uni
Soviet khawatir.
Uni Soviet di bawah pemerintahan Joseph Stalin (1878-1953) bertekad
menghabisi Hayha.
Uni Soviet menjalankan beberapa operasi untuk membunuh Hayha.
Carpet bombing dijalankan di beberapa
lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian Hayha.
Tapi Hayha selalu berhasil
menyelamatkan diri dari operasi ini.
Uni Soviet pun mengirim pasukan contra-sniper.
Dengan program ini, Uni Soviet
ingin menghabisi Hayha dengan sniper andalannya.
Operasi ini membuahkan hasil.
Sniper
andalan Uni Soviet yang tidak disebutkan namanya berhasil menembakan peluru peledak
ke arah Hayla pada 6 Maret 1940.
Peluru peledak ini mengarah ke kepala dan
tepat mengenai bagian rahang kirinya.
Hayha tumbang.
Tentara Uni Soviet beramsumsi
berhasil mengakhiri teror menakutkan ini.
Memang sejak penembakan ini, Hayla tidak
pernah menembak tentara Uni Soviet lagi.
Tapi dia tidak meninggal.
Hayha hanya
koma, dan sudah sadar sepekan kemudian.
Saat dia sadar, Perang Musim Dingin
sudah berakhir.
Finlandia dan Uni Soviet sudah meneken perjanjian pada
12 Maret 1940.
Pihak Uni Soviet diwakili Vyacheslav Molotov (1890-1986), Andrei Zhdanov (1896-1948), dan Aleksandr Vasilevsky
(1895-1977).
Sedangkan dari Finlandia
diwakili Risto Ryti (1889-1956), Juho Kusti Paasikivi (1870-1956), Rudolf Walden (1878-1946),
dan Vaino Voionmaa (1869-1947).
Finlandia tetap menjadi negara setelah perjanjian
itu.
Uni Soviet berjanji akan mengakhiri upaya aneksasinya.
Tapi perjanjian
ini juga berarti menyerahkan 10 persen wilayah Finlandia ke Uni Soviet.
Di antara
daerah yang harus diserahkan ke Uni Soviet adalah Karelia, Salla, dan Rybachi Peninsula.
Comments
Post a Comment