Gunung Agung Meletus, 17 Maret 1963
Gunung Sinabung di Sumatera Utara (Sumut) sudah mengalami
erupsi sejak 15 September 2013 lalu sampai sekarang.
Erupsi Gunung Sinabung bukanlah
erupsi terlama gunung aktif di Indonesia.
Erupsi Gunung Agung di Bali yang
meletus pada 17 Maret 1963 lalu tercatat sebagai erupsi terlama.
Selain itu,
Gunung Galunggung yang meletus pada 1982 lalu juga tercatat sebagai erupsi terlama.
Erupsi dua gunung ini mencapai setahun.
Erupsi Gunung Agung terjadi sejak Februari 1963.
Diawali
gempa bumi ringan yang melanda kawasan Bali dan sekitarnya.
Gumpalan asap dan
bau belerang sudah muncul sejak pertengahan Februari 1963.
Saat erupsi masih
berlangsung, krama Bali akan menggelar
ritual Eka Dasa Rudra di Pura Agung Besakih.
Persiapan ritual 100 tahunan ini melibatkan Pemprov Bali.
Presiden RI, Soekarno (1901-1970) dijadwalkan hadir
dalam upacara yang akan digelar pada 8 Maret 1963.
Melihat kondisi erupsi Gunung
Agung yang belum berakhir, ada tiga pendapat terkait ritual ini.
Kelompok pertama ingin ritual tetap dilanjutkan.
Erupsi
Gunung Agung dianggap sebagai isyarat diterimanya persembahan umat.
Dikabarkan seorang
balian (orang pintar dalam adat Bali)
melihat sosok serba putih melesat di puncak Gunung Agung.
Makanya ritual tetap harus
dilanjutkan, dan diyakini tidak akan ada bencana bagi umat yang datang ke Pura
Besakih.
Kelompok kedua menentang ide ini.
Bagi kelompok
kedua, erupsi Gunung Agung sebagai pertanda Ida batara sedang murka dan tidak
berkenan persembahan umat.
Kelompok kedua menyebut beberapa alasan.
Di antaranya
pemilihan waktu kurang tepat, atau persoalan di internal penggagas upacara.
Sedangkan kelompok ketiga lebih bersikap netral dan
logis.
Kelompok ini menganggap erupsi Gunung Agung hanya peristiwa alam biasa.
Bila
erupsi ini sangat membahayakan, penyelenggaraan Eka Dasa Rudra bisa ditunda
sampai situasi aman.
Bila Ekadasa Rudra tetap digelar, Gunung Agung harus diawasi
dengan teknologi pendeteksi gunung berapi.
Gunung Agung meletus pada 17 Maret 1963.
Letusan terjadi sejak 120 tahun
letusan terakhirnya.
Gunung Agung terus memuntahkan awan panas sampai awal tahun
1964.
Awan letusan tertinggi mencapai 10.000 meter dari puncak kawah.
Diperkirakan
letusan ini memuntahkan sekitar 339.235 juta meter kubik lava.
Letusan baru berhenti
pada Januari 1964.
Kepala Bagian Vulkanologi, Direktorat Geologi,
Djajadi Hadikusumo melaporkan letusan ini menewaskan 1.549 orang.
Sekitar 1.700
rumah hancur, sekitar 225.000 orang kehilangan mata pencaharian, dan sekitar 100.000
jiwa harus dievakuasi dari zona bahaya.
200 orang juga tewas akibat dampak susulan
berupa banjir lahar.
Letusan Gunung Agung juga berdampak terhadap produksi pangan
di Bali.
Sekitar 316 ribu ton produksi pangan hancur.
Letusan Gunung Agung juga mengakibatkan penyakit
mewabah.
Geoffrey Robinson dari Universitas Cornell Ithaca, New York menyebutkan
letusan Gunung Agung mengakibatkan penyakit pes.
Wabah penyakit memperparah kemiskinan
warga Bali akibat pergolakan politik nasional.
Letusan pada 1963 ini juga mengakibatkan ketinggian
Gunung Agung berkurang.
Awalnya gunung tertinggi di Bali ini memiliki
ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut (dpl).
Tapi setelah meletus, ketinggian Gunung Agung berubah menjadi 2.920-3.014 meter dpl.
Comments
Post a Comment