Nabi Muhammad Pimpin Umat Islam untuk Perang Tabuk di Jazirah Arab, 18 Desember 630

Setelah penaklukan Makkah, seluruh penduduk Madinah berharap bisa hidup tenang.

Tidak ada lagi pengerahan massa atau perang dengan bangsa lain.

Apalagi masyarakat Arab sudah berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Tidak ada lagi orang Arab yang meragukan Islam.

Tapi, kebesaran nama Islam disikapi berbeda oleh Imperium Romawi Timur.

Romawi Timur memandang Islam tidak hanya sebagai agama.

Imperium Romawi Timur menganggap Islam adalah sebuah kerajaan yang bisa mengancam Romawi dan Persia di dekat Arab.

Apalagi pengaruh Islam yang sudah sampai ke seluruh pelosok Arab.

Romawi pun berhasrat menaklukkan kerajaan Islam dan menguasai Arab.

Untuk mewujudkan ambisinya ini, Kaisar Romawi Timur, Flavius ​​Heraklius Augustus (575-641) sekitar 40.000 tentara.

Kabar ini sampai ke telinga Nabi Muhammad (570-632).

Sebelum mengambil keputusan, Nabi meminta pendapat kepada para sahabatnya.

Nabi pun menyebutkan lokasi dan lawan yang akan dihadapi.

Tidak biasanya Nabi menjelaskan lokasi dan lawan yang akan dihadapi.

Sikap ini diambil karena saat itu menjelang masa panen.

Perjalanan menuju lokasi perang juga sulit, dan cuaca sangat panas.

Di sisi lain, bulan Ramadan juga menjadi pertimbangan Nabi.

Kondisi ini menyebabkan beberapa permintaan izin tidak ikut perang.

Di sisi lain, kondisi ini juga membuat umat Islam berlomba-lomba memberi sumbangan.

Utsman bin Affan (574-656) menyiapkan 100 kuda, dan 1000 dinar.

Umar bin Khaththab (581-644) menyumbangkan setengah harta kekayaanya.

Abu Bakar Ash Shidiq (572-634) menyumbangkan seluruh hartanya.

Selain itu, sekitar 30.000 orang berangkat perang melawan Romawi Timur.

Sebelum memutuskan berangkat, Nabi saran kepada sahabatnya: menunggu tentara di Madinah atau Makkah, atau umat Islam yang menuju perbatasan Romawi Timur-Jazirah Arab.

Mayoritas sahabat menyarankan agar umat Islam yang berangkat menuju perbatasan.

Memang langkah ini sangat berat dibandingkan menunggu tentara Romawi Timur.

Tentara Romawi Timur juga merusak suasana Ramadan.

Nabi sendiri yang memimpin menuju perbatasan Jazirah Arab dengan Romawi Timur.

Butuh waktu 20 hari menuju perbatasan.

Umat ​​Islam pun harus menghemat perbekalan.

Setiap 18 orang dijatah seekor unta untuk makanan.

Setelah melalui perjalanan panjang, umat Islam sampai di Tabuk yang menjadi kawasan terluar Jazirah Arab pada 18 Desember 630.

Pasukan Islam membangun tenda perkemahan di gurun ini.

Setelah 10 hari berada di tenda perkemahan, datang seorang utusan bernama Yuhanah bin Rubbah.

Utusan Romawi Timur ini langsung menawarkan perjanjian damai, dan Romawi Timur bersedia membayar jizyah.

Perubahan sikap Romawi Timur ini diduga akibat mimpi Heraklius pada malam sebelumnya.

Heraklius bermimpi didatangi seseorang yang mengatakan bahwa Heraklius akan mengalami kekalahan bila melanjutkan peperangan.

Tidak pernah ada kontak fisik dalam Perang Tabuk.

Romawi Timur memilih menarik pasukan sebelum terjadi peperangan.

Umat Islam pun langsung kembali ke Madinah setelah menerima tawaran damai dari Romawi Timur.

Perang Tabuk hanya tertulis dalam sejarah Islam.

Sejarah Romawi dan sejarah lainnya tidak pernah mencatat perang ini.

Comments