Aksi Bakar Diri Mohamed Bouazizi Jadi Pemicu Kekuasaan Ben Ali Berakhir di Tunisia,17 Desember 2010

Mohamed Bouazizi (1984-2011) bukan siapa-siapa di Tunisia.

Dia bukan tokoh politik, ilmuwan, atau pengusaha sukses yang namanya perlu diperhitungkan.

Dia hanya tukang sayur di pasar tradisional yang nekad membakar diri sendiri.

Aksi bakar diri inilah yang mengubah peta politik Tunisia dan negara lain di dunia Arab.

Tindakan nekadnya ini bermula dari razia polisi terhadap pedagang kaki lima.

Semua benda milik pedagang tak berizin dirampas dan diangkut ke atas truk.

Termasuk barang dagangan milik Bouazizi.

Bouazizi berusaha mempertahankan barang dagangannya.

Tapi, petugas malah merampas barang dagangan milik Bouazizi.

Tak terima polisi yang saya barang dagangannya, Bouazizi menyambut 17 Desember 2010.

Bouazizi berharap bisa bertemu dengan gubernur, dan menyambut kedatangan barang dagangannya.

Dia juga meminta izin mengizinkannya membuka dagangan kembali.

Sayangnya tidak menemuinya.


Putus asa pengaduannya tak didengar, Bouazizi mengambil aksi nekad.

Dia langsung mengguyurkan minyak tanah ke tubuhnya, dan menyulut api.

Api langsung menyala di tubuhnya.

Aksi nekat ini membuat orang yang di sekelilingnya menjadi panik.

Seseorang langsung menyiramkan air untuk memadamkan api.

Tapi, api malah menjalar ke seluruh tubuh Bouazizi.

Setelah api berhasil dipadamkan, penduduk membawa Bouazizi ke fasilitas medis yang tidak jauh dari lokasi.

Karena luka bakarnya mencapai 90 persen, dokter angkat tangan.

Petugas membawa Bouazizi ke RS yang fasilitasnya lebih lengkap, yaitu RS di Ben Arous Burn and Trauma Center.

Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali (1936-sekarang) sempat mengunjungi Bouazizi di RS ini.

Kepada keluarga Bouazizi, Ben Ali berjanji akan mengirim Bouazizi ke Perancis untuk mendapat perawatan.

Tapi, Ben Ali tidak pernah memenuhi janji ini sampai akhirnya Bouazizi meninggal pada awal Januari 2011.

Aksi bakar diri Bouazizi menyulut gelombang demontrasi.

Meninggalnya Bouazizi meningkatkan gelombang demontrasi.

Diperkirakan sekitar 5.000 orang menghadiri pemakaman Bouazizi di Sidi Bouzid.

Selama demonstrasi, pengunjuk rasa meneriakkan, "Selamat tinggal, Mohammade. Kami menangis hari ini untukmu. Kami akan membuat orang-orang menangis yang menyebabkan kematianmu".

Gelombang demontrasi terus bertambah di setiap penjuru kota.

Massifnya tekanan dari dalam negeri membuat Ben Ali kabur dari Tunisia.

Awalnya Ben Ali berniat menuju Perancis.

Tapi pemerintah Perancis enggan memberi suaka kepada Ben Ali.

Kemudian Ben Ali menuju Arab Saudi.

Kepergian Ben Ali ini juga mengakhiri kekuasaan yang sudah terjadi selama 23 tahun.

Jabatan presiden diserahkan kepada Fouad Mebazza (1933-sekarang).

Atas kontribusinya terhadap demokrasi di Tunisia, Bouazizi mendapat penghargaan The Sakharov Prize for Freedom of Thought pada 2011.

Pemerintah Tunisia pun menghormatinya dengan mencetak perangko bergambar Bouazizi.

Pada tahun yang sama, The Time dari Inggris menetapkan Bouazizi sebagai person of the year.

Comments