Oleh-oleh dari Haji

Jamaah haji sudah mulai berdatangan kembali ke Indonesia.

Termasuk seorang kenalanku yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dia tiba di Malang pada Senin (21/10/2013) kemarin.

Beberapa kenalannya banyak yang mengunjunginya.

Saat aku datang ke rumahnya, beberapa orang sekantornya sedang berada di rumah.

Setiap orang memiliki tujuan berbeda berkunjung ke rumah orang yang baru datang dari Makkah.

Ada yang minta didoakan agar bisa haji.

Ada yang hanya ingin merasakan jajanan Arab Saudi.

Ada pula yang ingin minum air Zamzam yang dikabarkan banyak khasiatnya.

Yang tidak pernah lepas dari obrolan selama bertamu adalah pengalaman selama berada di Arab Saudi.

Di bawah ini adalah beberapa pengalamannya selama berada di Arab Saudi. 

Dia berangkat ke Makkah menggunakan ONH Plus.

Biasanya orang yang berangkat menggunakan ONH Plus pasti orang kaya.

Begitu pula dalam rombongan kenalan itu.

Ada pegawai Bank Indonesia, ada pula pengurus Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia, dan sebagainya.

Ada seorang jamaah yang dikenal sangat ngawur.

Jamaah ini dikabarkan pernah kencing di sekitar Kakbah saat tawaf.

Dia beralasan akan kesulitan kembali ke lingkaran tawaf bila harus kencing di kamar mandi.

Pengalaman ajaib terjadi dalam rombongan saat meninggalkan hotel.

Sebelum meninggalkan hotel, pemandu mengabsen dengan memanggil nama setiap jamaah.

Pengabsenan ini dilakukan di dalam bus.

Saat nama orang itu dipanggil, ada yang menjawab “Ada”.

Bus langsung meninggalkan pelataran hotel menuju hotel yang baru.

Di dalam bus ini pula ada seorang jamaah yang memotret semua penumpang.

Katanya untuk kenangan-kenangan.

Saat sesi pemotretan, muncul beragam usulan, mulai membuat wadah atau grup di facebook.

Orang ngawur itu pun terlihat selama sesi pemotretan.

Akhirnya bus tiba di pelataran hotel yang baru.

Pemandu memberikan kunci kepada jamaah sambil memanggil namanya.

Giliran orang ngawur itu dipanggil, ternyata tidak ada.

Dilihat di tempat duduknya pun tidak ada.

Pemandu langsung menghubunginya.

Ternyata orang ngawur itu masih tertinggal di hotel sebelumnya.

Rombongan terpaksa kembali ke hotel sebelumnya.

Setelah bertemu dengan orang ngawur itu, pemandu bertanya, “Apa sempat naik bus?”.

Dengan santainya dijawab bahwa dia hanya tidur di hotel.

Dia sempat bangun sebentar, tapi kemudian tidur lagi setelah tidak melihat rekan serombongannya.

Tujuan utama haji adalah memperbanyak ibadah.

Ternyata tidak semua orang mau memanfaatkan kesempatan itu.

Ada seorang jamaah yang jarang ke Masjidil Haram untuk menunaikan salat berjamaah.

Dia tidak langsung ke masjid saat terdengar azan.

Baru saat ikamat, dia langsung berdiri untuk salat, tapi bukan di masjid.

Dia salat di kamarnya.

Saat itu memang salah satu bagian masjid sedang dipugar.

Tidak mengherankan debu berterbangan.

Apalagi cuaca panas membuat debu semakin tebal.

Dia pun beralasan untuk apa datang ke masjid kalau slat di kamar juga bisa melihat Kakbah.

Hotel penginapan rombongan ini memang sangat istimewa.

Setiap kamar bisa melihat Kakbah.

Di bagian yang menghadap masjid dipasang kaca ukuran besar.

Jadi, cukup berdiri dari dalam kamar sudah bisa melihat Kakbah.

Dengan salat di dalam kamar pasti sejuk karena ber-AC, dan tidak perlu kena panas.

Sebagaimana perantau, jamaah haji juga harus menjaga kesehatan.

Ada seorang jamaah wanita yang sempat terbaring di RS.

Sebagaimana perantau, jamaah haji juga harus menjaga kesehatan.

Ada seorang jamaah wanita yang sempat berbaring di RS.

Entah penyakit apa yang menyebabkan dia harus berbaring di RS.

Dokter pun pasti menyarankan agar jamaah itu menjaga makanan.

Berbagai macam makanan disarankan dan tidak disarankan agar dia tidak berbaring terus di RS.

Bukannya mematuhi anjuran dokter, malah memakan semua yang ditemuinya.

Setiap jadwal makan, dia tidak ketinggalan mengambil daging dan udang.

Saat ditanya, "Apa itu tidak dilarang dokter?", dengan santainya dijawab, "Sebenarnya dilarang. Tapi jangan bilang-bilang”.

Wanita ini tidak pertama kali menunaikan haji.

Dia sudah dua kali menunaikan ibadah haji.

Meskipun sudah sampai di Makkah, tapi ibadah haji sebelumnya gagal.

Banyak syarat dan rukun yang tidak dipenuhi karena sakit.

Awalnya banyak jamaah haji yang iba mendengar ceritanya.

Setelah melihat pola makannya, jamaah haji lain hanya bisa geleng-geleng kepala.

Tidak semua orang bisa menunaikan haji.

Datang ke Makkah pada musim ini butuh banyak pengorbanan.

Keluarga, dan semua harta harus ditinggalkan.

Perjalanan jauh ini pun butuh banyak biaya.

Makanya tidak semua orang bisa melaksanakannya.

Sangat disayangkan bila orang yang bisa ke sana menyiakan kesempatan.

Apalagi pemerintah Arab Saudi memberi kuota bagi jamaah haji.

Comments