Bangsa Galia Menyerah Kepada Julius Caesar, 3 Oktober 52 SM

Pertempuran Alesia adalah pertempuran terbesar antara Bangsa Galia melawan Roma di bawah pimpinan Julius Caesar.

Peperangan antara Gallia melawan Roma sudah berlangsung sejak 59 SM.

Sebelum pertempuran Alesia, Caesar sudah menaklukan beberapa suku Gallia, seperti Halvetti, Belgae, atau Nervi.

Caesar pun sudah mendapat sumpah setia dari suku Galia lain.

Untuk menaklukkan komandan Pasukan Aliansi Galia, Vercingetorix, Caesar harus membangun tembok kepungan sepanjang 14 kilometer dan setinggi empat meter.

Di luar tembok itu juga dibangun dua parit yang masing-masing selebar 4,5 meter, dan sedalam 1,5 meter.

Di parit bagian dalam diisi air dari sungai sekitar.

Di bagian parit lain diisi perangkap manusia dan lubang.

Bangunan kepungan sudah berdiri pada pekan ketiga.

Tujuan pengepungan ini mengurangi pasokan logistik kepada bangsa Gallia.

Selain itu, pengepungan untuk mengantisipasi bangsa Gallia minta bantuan kepada bangsa lain.

Saat itu ada sekitar 80.000 tentara dan warga.

Diperkirakan tidak butuh waktu lama untuk memaksa bangsa Gallia bekerja dan menyerah kepada Roma.

keunggulan strategi yang akan digunakan Caesar, bangsa Gallia berusaha menahan pembangunan tembok dan parit.

Pasukan berkuda Vercingetorix menggempur beberapa lokasi pembangunan.

Beberapa kali pula pasukan Caesar menghalau pasukan Vercingetorix.

Tapi, ada sepasukan kavaleri berhasil lolos melalui tembok yang belum selesai dibangun.

Caesar pun memerintahkan pembangunan tembok di luar parit untuk mengantisipasi datangnya bantuan untuk bangsa Gallia.

Dengan dua bangunan tembok, Roma siap mengepung dan siap dikepung.

Bangsa Gallia mulai dilanda keresahan tidak lama setelah tembok berdiri.

Suku Mandubii memutuskan mengeluarkan wanita dan anak-anak keluar dari kepungan.

Tujuannya agar stok makanan di dalam areal kepungan tidak bertambah menipis.

Suku Mandubii juga ingin menerobos kepungan Roma melalui strategi ini.

Tapi, Caesar tak membiarkan Bangsa Gallia keluar dari areal kepungan.

Vercingetorix tidak mau pasukannya menyerah kepada Caesar.

Berkurangnya stok makanan membuat pasukan Vercingetorix ingin menyerah.

Upaya Vercingetorix membangkitkan semangat pasukannya tak berhasil.

Vercingetorix memaksa pasukannya menyerang sisi dalam tembok dari berbagai sisi.

Tapi tidak ada satu pun serangan yang membuahkan hasil.

Vercingetorix memutuskan menyerah kepada Caesar pada 3 Oktober 52 SM.

Vercingetorix mengambil keputusan ini setelah pasukannya mengalami kekalahan demi kekalahan.

Selain itu, Vercingetorix tidak tahan melihat kelaparan yang dialami masyarakat dan pasukannya.

Menyerahnya Vercingetorix mengakhiri pengepungan Pertempuran Alesia antara Roma melawan Bangsa Gallia.

Sekitar 40.000 orang menjadi tawanan setelah pertempuran.

Tidak ada satu pun tawanan dari suku Aedui dan Averni.

Caesar membebaskan dan mengampuni tawanan dari dua suku ini untuk mempertahankan aliansi.

Caesar menghadiahkan setiap tentaranya satu orang tawanan yang dijadikan budak atau pembantu.

Termasuk pula Vercingetorix yang menjadi tawanan.

Berbeda dengan tawanan lain, Vercingetorix masih mendapat pelayanan dan penghormatan kebangsawanan.

Pelayanan ini diberikan selama lima tahun sesuai tradisi yang berlaku.

Setelah lima tahun berlalu, Vercingetorix dipamerkan dalam perayaan triumvirat Caessar.

Dalam tradisi ini, ketua musuh diarak dan dibawa ke Penjara Mamertine sebelum dihukum mati.

Comments