Hongaria Kembali Jatuh ke Tangan Uni Soviet, 11 Oktober 1956

Meninggalnya Joseph Stalin pada 1953 mengubah kondisi politik di Hongaria.

Dua kubu terbentuk di dalam tubuh Partai Komunis Hongaria.

Satu kubu yang dipimpin Matyas Rakosi, pemimpin Partai Komunis Hongaria sekaligus pengikut setia Stalin.

Rakosi mendapat dukungan dari Otoritas Perlindungan Negara (Allamvedelmi Hatosag/AVH).

Kubu Rakosi setuju nasionalisasi lahan pertanian dan pemfokusan pembangunan ke sektor industri.

Kubu lain yang dipimpin Perdana Menteri Hongaria, Imre Nagy.

Nagy berusaha mereformasi Partai Komunis dan memperkenalkan swastanisasi, penutupan kamp konsentrasi, dan kekuasaan ke negara (bukan partai).

Perbedaan ini membuat Nagy harus kehilangan jabatannya.

Posisi Perdana Menteri diserahkan kepada Erno Gero.

Saat itu Nagy sudah mendapat banyak dukungan dari kader Partai Komunis.

Dukungan kepada Nagy semakin banyak setelah pengganti Stalin, Nikita Khruschev mengungkapkan ucapan rahasia.

Poin dari bicaranya adalah mengkritik kediktaroran Stalin.

Demo besar-besaran terjadi di Polandia yang juga menganut komunis pada Juni 1956.

Pemimpin Partai Komunis Polandia, Wladyslaw Gomulka yang reformis berhasil melobi Uni Soviet.

Hasilnya, Uni Soviet setuju memberi kelonggaran kaum reformis Polandia.

Polandia tidak lagi di bawah pengawasan ketat Uni Soviet dalam membuat kebijakan.

Pemerintah Polandia pun tidak lagi terlihat otoriter kepada rakyatnya.

Keberhasilan reformasi di Polandia ini menginspirasi reformis Hongaria.

Didalangi kaum intelelektual, massa berkumpul di pusat kota Budapest.

Kaum pekerja dan pemuda ikut bergabung dalam barisan demontrans.

Diperkirakan total demontrans mencapai 200.000 orang.

Mereka menuntut kebebasan berpolitik, kebebasan pers, pemilu yang bersih, dan Nagy menjadi Perdana Menteri lagi.

Sebagai simbol matinya komunisme, demontrans merobohkan patung Stalin setinggi 10 meter.

Demontrans berjalan beriringan menuju Gedung Parlemen Hongaria.

Beberapa orang demontran berusaha masuk ke gedung Radio Hongaria setiap malam.

Tujuannya untuk menyiarkan tuntutan melalui radio.

Tapi sebelum demonstran berhasil masuk ke gedung radio, petugas menangkap seorang pelajar.

Penangkapan ini memicu munculnya demontrans lain.

Kerusuhan pun pecah.

Polisi menggunakan gas air mata dan peluru tajam untuk menghalau demonstran.

Tapi, pengunjuk rasa tetap bertahan pada pendiriannya.

Kewalahan menghadapi pengunjuk rasa, Erno Gero minta bantuan ke Uni Soviet.

Uni Soviet pun mengirim sejumlah tentara dilengkapi senjata dan tank pada keesokan harinya.

Lagi-lagi demontran tidak takut datangnya tentara Uni Soviet.

Demontran malah membuat barikade di sejumlah titik.

Demonstran berhasil menguasai beberapa tank milik Uni Soviet.

Melihat kemenangan di depan mata, kaum reformis mengangkat Nagy menjadi Perdana Menteri pada hari yang sama.

Suasana semakin panas.

Demonstran menghadapi tentara Uni Soviet dengan senjata hasil rampasan sebelumnya.

Perang jalanan terjadi selama tiga hari.

Kedua pihak melakukan genjatan senjata pada 30 Oktober 1956.

Tentara Soviet pun menarik diri dari Budapest pada akhir Oktober 1956.

Setelah didaulat menjadi Perdana Menteri, Nagy mengeluarkan beberapa kebijakan.

Pembebasan tahanan politik, merangkul semua parpol, dan pekerja diberi kebebasan berserikat.

Kebijkan yang membuat Uni Soviet kaget adalah mengeluarkan Hongaria dari Pakta Warsawa.

Uni Soviet khawatir kebijakan ini akan mengakibatkan Hongaria semakin jauh dari hegemoninya.

30.000 orang tentara dilengkapi 1.000 tank langsung dikerahkan.

Jalanan Hongaria yang baru kondusif kembali menjadi ladang pertempuran.

Meskipun mendapat bantuan dari masyarakat, tentara Hongaria tidak kuasa menahan serangan tentara Uni Soviet.

Perbedaan senjata membuat tentara Uni Soviet lebih unggul dibandingkan dengan Hongaria.

Nagy pun mendapat bantuan dunia internasional menghadapi Uni Soviet.

Sayangnya tidak ada satu pun negara yang memberikan bantuan.

Perang jalanan ini mengakibatkan 3000 orang meninggal, belasan ribu orang terluka, dan sekitar 200.000 warga mengungsi ke luar Hongaria.

Tentara Uni Soviet menangkap Nagy,  dan mengeksekusi mati pada 1958.

Sedangkan di kubu Uni Soviet, hanya sekitar 700 orang meninggal.

Sebagaian tentara Uni Soviet meninggal bukan di medan perang.

Mereka meninggal akibat dibunuh sesama tentara Uni Soviet akibat menolak berperang.

Hongaria kembali jatuh ke tangan Uni Soviet pada 11 Oktober 1956.

Comments