Menikmati Rasa Sakit

Sudah beberapa pekan terakhir badanku terasa kurang enak.

Awalnya aku mengira rasa sakit ini disebabkan badanku yang terlalu capek.

Aku sempat datang ke tukang pijat.

Ternyata rasa kurang enak itu masih tak kunjung hilang.

Bahkan akhir-akhir ini rasa kurang enak di badan berpengaruh ke kerja otakku.

Atasanku sering memarahiku akhir-akhir ini.

Penyebabnya, hasil kerjaku kurang maksimal.

Aku tidak dapat memastikan penyebab rasa kurang enak itu.

Aku hanya bisa memperkirakan rasa kurang enak ini disebabkan tenagaku terlalu terkuras.

Aku harus menjadi ibu rumah tangga sebelum berangkat kerja.

Selama kerja pun aku harus lebih menguras energi otak.

Pulang kerja pun harus kembali berkutat dengan pekerjaan di rumah.

Bahkan aku sering tidur di atas pukul 00.00 WIB, dan harus bangun sebelum pukul 05.00 WIB.

Mungkin kurang tidur menjadi penyebab rasa kurang enak di tubuhku.

Aku sudah sering mengalami masalah seperti ini.

Obatnya hanya satu, yaitu istirahat yang cukup, dan banyak minum air putih.

Dengan kondisi yang aku alami sekarang, aku tidak mungkin bisa istirahat cukup.

Aku tidak bisa istirahat lebih awal dari biasanya.

Begitu pula bila ingin tidur siang, pasti tidak bisa.

Selama ini aku tetap memaksakan diri melakoni rutinitas meski kondisi badanku kurang enak.

Rasa sakit seperti ini pasti akan hilang dengan sendirinya.

Tapi aku heran rasa kurang enak ini masih hinggap di tubuhku sejak beberapa pekan terakhir.

Padahal biasanya rasa sakit atau kurang enak bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu maksimal sepekan.

Sebagaimana kematian, sakit pasti akan datang.

Hanya tinggal menunggu waktu saja rasa sakit datang.

Manusia tidak akan bisa lepas dari rasa sakit.

Manusia hanya bisa berusaha agar rasa sakit tidak segera datang atau menundanya.

Beragam cara manusia menyikapi rasa sakit.

Ada yang langsung datang ke dokter, atau balai pengobatan, seperti rumah sakit (RS), puskesmas, atau orang pintar.

Ada yang memilih tidak merasakan sakit itu, dan membiarkan rasa sakit itu sampai hilang dengan sendirinya.

Ada pula yang hanya berdiam diri di rumah sambil berharap rasa sakit akan hilang bila waktunya tiba.

Apapun sikap terhadap sakit, manusia tidak ingin merasakan sakit selamanya.

Dari tiga sikap ini, aku paling sering mengambil sikap kedua.

Bukannya aku tidak percaya dokter.

Aku hanya tidak mau tubuhku terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.

Bagiku, segala jenis obat mengandung candu.

Artinya, obat akan menimbulkan ketergantungan pada tubuh.

Aku memilih mendiamkan segala jenis penyakit yang datang.

Apalagi penyakit yang datang ke tubuhku selama ini hanya dipicu rasa lelah dan pikiran.

Datangnya rasa sakit tidak perlu disesali.

Penyesalan hanya akan memperpanjang rasa sakit hinggap di tubuh.

Otak harus dibiarkan memikirkan sesuatu yang menyenangkan.

Bahkan orang sakit harus berusaha agar otaknya tidak memikirkan rasa sakitnya.

Orang dewasa bisa meniru dunia anak-anak yang penuh keceriaan.

Anak-anak jarang sakit karena tidak memiliki beban apapun.

Dunia anak memang berbeda dengan dunia orang dewasa.

Tapi, orang dewasa harus meluangkan waktu agar memiliki dunia anak.

Sehingga otak tidak dipenuhi tanggungan beban.

Comments