Balita di Tengah Kepulan Asap Rokok dan Suara Bising Musik Pop

Pasangan cowok dan cewek duduk tepat di depanku.

Aku tidak tahu pasangan itu sudah resmi menikah atau belum.

Setahuku, pasangan ini selalu membawa anak balita setiap kali datang ke warung kopi (warkop).

Balita itu selalu berada di gerobak bayi yang ditaruh tepat di samping meja warkop.

Sesekali pasangan itu menggendong atau memangku bayinya.

Tapi, pasangan ini lebih sering menaruh balitanya di gerobak bayi.


Hampir setiap hari pasangan ini datang ke warkop.

Biasaya mereka datang pada siang atau sore.

Mereka selalu duduk di ruang utama warkop.

Sepiker ukuran besar berdiri sekitar tiga meter dari keluarga kecil ini duduk.

Suara bising musik pop selalu menggema dari sepiker ukuran besar tersebut,

Penjaga warkop hanya mematikan musik saat ada pengamen atau ada azan.

Mungkin sepiker itu mati sekitar lima menit setiap ada pengamen atau azan.

Musik pop atau koplo lebih sering terdengar dari sepiker itu.

Hanya sesekali penjaga warkop menyalakan musik rock.

Setahuku, pasangan itu ada di warkop sekitar tiga sampai empat jam.

Bila ada tiga pengamen dan dua kali azan, berarti sepiker off sekitar 25 menit selama pasangan itu berada di warkop.

Suara bising sepiker terdengar keras di luar waktu 25 menit itu.

Berarti balita itu mendengarkan suara bising antara 155 sampai 215 menit per hari.

Bisa dibayangkan gangguan pada pendengaran bayi itu.

Detak jantung bayi itu pun belum tentu kuat mendengar suara bising selama 155 sampai 215 menit per hari.

Meskipun terlihat tidur, bayi itu tidak akan bisa tidur nyenyak.

Aku tidak akan bisa tidur nyenyak bila mendengar suara bising seperti yang terjadi di warkop ini.

Kepulan asap rokok juga menjadi ancaman bagi balita itu.

Baca juga : Aku Iri pada Mereka

Hampir setiap hari kepulan asap rokok memenuhi setiap sudut ruangan warkop.

Apalagi pasangan itu duduk di ruang utama yang penuh asap rokok.

Semua orang merokok di sekeliling balita itu, termasuk si cewek.
 
Asap rokok tidak baik untuk kesehatan orang dewasa, apalagi balita.

Aku tidak tahu pertimbangan pasangan itu selalu mengajak balitanya ke warkop.

Aku yakin pasangan itu tahu bahwa asap rokok tidak bak untuk kesehatan balita.

Tapi, kenapa mereka tetap membawa balitanya ke warkop?

Anak-anak harus mendapat yang terbaik dari orang-orang di sekelilingnya, terutama dari orang tuanya.

Anak-anak harus dibiasakan mendengar suara-suara baik dan lemah lembut.

Boleh saja anak-anak diperdengarkan musik.

Tapi, orang tua harus mempertimbangkan musik yang akan diperdengarkan kepada anak-anak.

Musik pop bersuara kencang tentu tidak baik untuk anak-anak.

Apalagi syair musik tersebut beraroma percintaan yang lebih cocok didengar kaum remaja atau orang dewasa.


Anak-anak pun perlu mendapat bau-bau harum atau segar.

Bau dari asap rokok tentu tidak cocok untuk anak-anak.

Aku hanya bisa mengelus dada setiap kali melihat pasangan itu datang ke warkop.

Semoga balitanya selalu baik-baik saja dan sehat selalu.

Comments