Berita Titipan yang Tak Pernah Tayang

Jam di dinding masih menunjukkan pukul 21.00 WIB. Yuda (bukan nama sebenarnya, red.) terbangun sendiri.

Seluruh anggota keluarganya sudah tidur.

Seperti biasa, Yuda menonton televisi sambil menunggu rasa kantuk tiba-tiba.

Meskipun tidak ada acara menarik, Yuda tetap bertahan di depan televisi.

Tiba-tiba telepon berdering. Tidak biasanya telepon pada malam hari.

Meskipun kadang ada telepon pada malam hari, mungkin dari keluarga atau kenalan untuk mengabarkan hal-hal yang penting.

Ternyata telepon itu dari redaktur senior media regional. Sebut saja namanya Ambi.

Dalam hati, Yuda berpikir, "Tumben orang ini menelepon. Apalagi menelepon pada malam hari".

Meskipun sangat malas, Yuda tetap mengangkat telepon tersebut.

Seperti biasa, Ambi mengajak basa-basi, mulai tanya, sedang apa, dan sebagainya.

"Aku mau titip," kata Ambi.

Sebenarnya Yuda sudah tahu maksud kata 'titip' tersebut.

Apalagi Yuda tahu karakter Ambi, baik selamanya menjadi wartawan maupun setelah redaktur.

Tapi, Yuda ingin menjaga perasaan. Yuda memilih pura-pura tidak tahu maksud 'titip'.

Lagian Ambi belum mengungkap berita titipan tersebut.

Yuda hanya berpikir bahwa berita titipan tersebut terkait dengan kriminalitas.

Setelah Yuda mengiyakan, Ambi mulai bercerita duduk permasalahnya.

Ambi mengaku butuh tiga media untuk membantu kenalannya terkait kasus yang membelit.

Ambi mengatakan Yuda mengunggah berita yang ditulis oleh Suni (bukan nama sebenarnya, red.).

"Pokoknya bagianmu sudah aman," kata Ambi sambil memberi penekanan.

Yuda memang tidak terlalu mengenal Suni secara pribadi.

Tapi, rekam jejak Yuda tahu wartawan tersebut.

Yuda juga sangat memahami pola kerja wartawan desk hukum kriminal di ibukota.

Sebenarnya Yuda mau menolak permintaan tersebut.

Tapi, Yuda tidak enak bila langsung mengungkap pengungkapan.

Selain faktor segan, Yuda tidak ingin Ambi mengumbar masalah ini saat di kantor.

Akhirnya Yuda memberi syarat agar berita titipan itu bisa diunggah di portal media.

Syarat ini juga menjadi kewajiban bagi setiap berita yang bermuatan konflik.

"Karena ini berita konflik, harus ada komentar dari pihak lawan, meskipun hanya satu kalimat," kata Yuda.

Ambi mengaku akan memerintahkan Suni untuk mencari konfirmasi ke pihak lawan.

Keesokan harinya, Suni memang mengirim berita pesanan tersebut.

Beritanya memang terlihat berbeda.

Berita kiriman Suni kali ini lebih sistematis dibandingkan berita-berita sebelumnya.

Mata Yuda mulai membaca berita mulai dari atas sampai bawah.

Sepintas, hanya ada komentar dari satu pihak.

Untuk memastikan hasil bacaan, Yuda kembali membaca berita tersebut secara berlahan.

Ternyata memang benar, tidak ada komentar dari pihak lawan.

Yuda tidak langsung megunggah berita tersebut.

Yuda berasumsi Suni menulis komentar pihak lawan di berita lain.

Umumnya, media online memisahkan pihak komentar-pihak berita dalam tulisan yang berbeda.

Yuda menunggu Suni mengirim berita lanjutan yang berisi komentar dari pihak lawan.

Setelah menunggu, tidak ada berita lanjutan.

Yuda masih bersikukuh tidak langsung mengunggah berita tulisan Suni.

Tiba-tiba Ambi menelepon Yuda.

Tanpa basa-basi, dia langsung berkata, "Berita sudah terkirim".

"Beritanya hanya ada komentar dari satu pihak. Suruh Suni untuk mencari komentar dari pihak lawan," kata Yuda.

Ternyata Ambi ngotot agar Yuda mengunggah berita tersebut. Yuda tegas menolak permintaan tersebut.

Yuda sengaja menolak karena khawatir berita tersebut menjadi bahan gugatan oleh pihak lawan.

"Pokoknya kutunggu sampai aku off. Kalau tidak ada komentar tambahan sampai aku off, aku tidak menjamin berita tersebut dapat ditayangkan di portal," kata Yuda lagi.

Ambi langsung menutup telepon.

Yuda tidak tahu Yuda marah atau langsung menghubungi si wartawan agar mencari komentar dari pihak pihak.

Sampai Yuda off, Suni tidak mengirim berita tambahan. Sesuai janji, Yuda tidak mengunggah berita tersebut.

Editor pengganti pun tidak mengunggah berita tersebut.

Keesokan harinya, Yuda melihat ulang email kiriman kemarin.

Yuda ingin tahu Suni mengirim berita terkait komentar pihak lawan atau tidak.

Yuda meneliti satu per satu email. Ternyata Suni tidak mengirim berita terkait komentar lawan. 

Kemudian Yuda melihat di koleksi berita yang tayang kemarin.

Yuda ingin memastikan berita tersebut sudah tayang atau belum.

Sampai sekarang berita pesanan tersebut tidak pernah tayang di portal. Ambi pun tidak pernah menghubungi Yuda lagi.

Comments