Posts

Showing posts from August, 2013

Kowa-kowo Dadi Wong Ilang (1) : Jalan Berputar di Sekitar Gambir

Sehari sebelum kembali ke Malang, aku bertanya kepada temanku. "Naik apa kalau mau ke Terminal Gambir dari hotel?" Temanku sudah dua tahun di Jakarta. Tapi, dia tidak mengetahui angkutan yang melintas di depan Hotel Gren Alia Prapatan. Maklum mobilitasnya biasa naik kendaraan pribadi. Dia mengatakan jarak antara hotel ke Terminal Gambir sangat dekat. Mungkin hanya sekitar 1,5 kilometer.

Belajar dari Perjalanan Hidup BJ Habibie (2)

BJ Habibie lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1954. Habibie melanjutkan pendidikan di Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Jerman. Habibie sempat bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm saat masih di Jerman. Dia baru kembali ke Indonesia pada 1973 saat permintaan Presiden RI saat itu, Soeharto. Habibie dipercaya menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi lima tahun kemudian.

Belajar dari Perjalanan Hidup BJ Habibie (1)

Aktivitas dua hari terakhir sangat melelahkan. Aku harus melakoni perjalanan dari Malang ke Jakarta, Kamis (29/8/2013). Aku tiba di Jakarta sekitar pukul 15.00 WIB. Aku tidak bisa langsung menuju hotel untuk istirahat. Aku harus mengantarkan temanku ke kantornya di MNC Tower dulu. Temanku ada urusan sebentar soal pekerjaannya. Setelah urusan temanku selesai, aku harus hadir di resepsi ulang tahun  ke-19  Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Gedung Usmar Ismail, Kuningan.

Pahlawan yang Mandul

KPU Jatim menyelenggarakan pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim 2013 pada Kamis (29/8/2013). Seluruh waga Jawa Timur (Jatim) seharusnya menggunakan hak pilihnya. Agar warga menggunakan hak pilihnya, seluruh perusahaan harus meliburkan pegawainya. Sebagaimana diatur dalam pasal 86 ayat 3 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (Pemda). Pasal ini menyebutkan bahwa pemungutan suara Pemilukada dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan.

Tulang Punggung yang Terlupakan

Sudah empat tahun ini temanku menjadi ofisial di sebuah klub Liga Super Indonesia (LSI) 2012/2013. Aku tidak menyebut nama klub atau nama temanku agar dia tidak risau. Aku khawatir menyebut nama akan mengancam masa depannya. Apalagi kalau dia membatalkan niatnya. Dia mencurahkan isi hatinya kepadaku kemarin soal klub besar itu. Klubnya memang besar dan memiliki suporter fanatik. Sekali menggelar laga home, klub bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 1 miliar. Minimal pendapatan sekitar Rp 300 juta dikantongi di laga home.

Sekolah: Antara Kebutuhan dan Pragmatisme

“Aku ingin libur sehari saja. Aku bosan sekolah. Sekolahnya terlalu lama.” Pagi sekitar pukul 07.00 WIB. Seorang nenek duduk di hadapan cucunya yang masih berusia lima tahun. Tangannya sibuk mengenakan baju ke cucunya. Celana warna hijau, baju warna putih, dan peralatan sekolah tergeletak di lantai. Sang cucu berdiri di hadapannya sambil menahan tangis. Sesekali tangan sang cucu menyeka air mata yang mengalir di pipinya. Penasaran, aku mengintipnya dari lubang jendela rumahnya. Aku langsung bertanya kenapa menangis.

Rasa Trauma Itu Masih Ada

Melihat tautan foto di facebook seorang kawan di Bali. Di foto itu terpampang sekitar lima ribu orang ikut tabligh akbar yang digelar Majelis Taklim Riyadlul Jannah dan GP Ansor di Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (24/8/2013). Tidak ada masalah dengan penampilan foto itu. Justru caption foto yang sangat provokatif. Tanggapan dari posting itu pun beragam. Bahkan ada berkomentar sinis. Aku memahami rasa sentimen krama Bali kepada pendatang dari luar Bali. Pendatang dianggap pembawa masalah di Bali. Aku teringat pemerkosa pedofilia asal Lamongan bernama Suharto. Dia menyetubuhi belasan (aku lupa angka pastinya) penduduk Bali. Sebelum Suharto ditangkap Polda Bali, Suharto sempat membuat warga Bali tidak bisa tidur nyenyak. Sebelum itu, dua bom Bali menimbulkan rasa trauma paling dalam. Mayoritas warga Bali memandang pendatang asal Jawa secara sinis. Bahkan setiap setelah Lebaran, aparat penegak hukum pasti merazia Terminal Ubung. Tujuannya hanya satu: mencari pendatang yang tidak ber-KTP

Akhir Perjalanan Perantau

Paul Cumming adalah legenda hidup sepakbola Indonesia. Namanya seakan redup dari dunia yang pernah digelutinya.

Terima Kasih, Penjaga Kafe!!!

Setelah dari Stadion Gajayana, Jumat (23/8/2013) pagi, aku nongkrong di Caffe Net di sekitar Dinoyo. Di tempat inilah aku menghubungi narasumber dan mengetik berita. Kafe ini memang tempatku biasa nongkrong dan mengetik berita. Aku meninggalkan kafe sekitar pukul 14.00 WIB. Aku pindah nongkrong di sekitar Landungsari. Sebelum meninggalkan kafe, aku menyempatkan diri mengemas kabel laptop, dan aku masukan ke dalam tas.  Laptop pun langsung aku matikan .

Benarkah Semua Wakil Rakyat Bagus?

Aku sedang menunggu latihan Arema Cronous selesai di Stadion Gajayana, Jumat (23/8/2013) pagi. Beberapa pengurus Arema Cronous dan petugas kebersihan stadion duduk-duduk di luar lapangan. Entah siapa yang memulai membahas soal Pilgub Jatim. Seorang pengurus Arema Cronous berceletuk, "Semua wakil calon (Pilgub Jatim 2013) itu bagus. Saya akan mencoblos mereka semua nanti". Mendengar kalimat ini, aku teringat pemilihan legislatif (Pileg) 2009 di Bali. Seorang anggota DPRD Denpasar yang sedang mencalonkan kedua kalinya bercerita kepadaku.

Menambah Pengetahuan di Karnaval

Karnaval sering mewarnai setiap peringatan Hari Proklamasi. Biasanya karnaval digelar setiap kecamatan. Kadang karnaval juga digelar di setiap kota. Karnaval seakan menjadi hiburan yang paling ditunggu warga. Bukan hanya saat peringatan Hari Proklamasi. Bahkan saat hari besar lain pun warga menunggu karnaval. Hari ini aku melihat karnaval warga Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Warga memenuhi sepanjang jalan menuju Batu dari Kota Malang.

Tak Terasa Sudah Tua

Setiap pulang ke Surabaya, aku selalu menyempatkan diri mengamati punggung tangan bapak dan ibuku. Keriput kulitnya semakin terlihat jelas. Maklum bapakku lahir pada tahun 1950, sedangkan ibuku lahir tahun 1956. Sebagaimana orang seusianya, keriput sangat terlihat. Apalagi orang tuaku bukanlah tipe orang yang suka berdandan. Keriput kulitnya dibiarkan terlihat. Aku lebih senang mengamati keriput di punggung tangan daripada di bagian tubuh lainnya, seperti kening atau leher.

Pengadilan Bukan Segalanya

“Memang sekarang jamannya orang dengan singkat mencari perhatian. Apa saja bisa jadi perhatian dan populer.  Ada karena lipsing di youtube bisa jadi bintang top." "Ada yang tidak mengenal satu artis, bisa jadi artis karena gonjang-ganjing perkelahian, dan sebagainya. Itulah situasi yang berkembang saat ini." Pernyataan ini keluar dari mulut pelatih Arema Cronous, Rahmad Darmawan (RD). Dia menanggapi pemberitaan yang dialami pemain Arema Cronous, Greg Nwokolo yang diduga melakukan penganiayaan dan percobaan pemerkosaan.

Karma Politik

April 2014 nanti akan digelar pemilihan legislatif (pileg). Tapi tidak ada satu pun petugas yang datang ke rumahku. Di rumahku pun tidak ada stiker yang menunjukan bahwa anggota keluargaku sudah terdaftar sebagai pemilih. Padahal di rumah tetanggaku sudah terpasang stiker dari KPU. Untuk mencari jawabannya, aku mencoba membuka website KPU, www.kpu.go.id. Namaku dan keluargaku memang tidak tercantum sebagai pemilih pileg di tempat domisiliku.

Kenikmatan Hidup Tak Harus Diukur dari Harta

Aku bertugas di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Minggu (18/8/2013). Aku tidak tahu lokasi Dusun Sumberbendo ada di berapa meter dari atas permukaan laut. Yang jelas lokasinya ada di kawasan pegunungan. Kota Malang dan Kota Batu terlihat jelas dari Dusun Sumberbendo. Kedatanganku ke Dusun Sumberbendo untuk meliput lomba Agustusan. Sebenarnya lomba di dusun ini tidak berbeda dengan lomba Agustusan di daerah lain.

Mitos Kemerdekaan Indonesia

Sudah 68 tahun Indonesia menyatakan diri merdeka. Tapi baru usia delapan tahun aku ikut merayakan upacara bendera memperingati kemerdekaan Indonesia. Saat duduk di bangku SD, aku tidak pernah absen ikut upacara bendera. Saat duduk di bangku SMP dan SMA, aku mulai mulai jarang ikut upacara bendera kemerdekaan. Sebab, pihak sekolah hanya menyeleksi siswa tertentu yang boleh ikut upacara bendera.

Maaf, Saudara Non-Muslim-ku!

"Ya Tuhan... Di ujung Ramadan ini kukirimkan doa untuk sahabat-sahabatku yang Muslim. Berikanlah mereka kesehatan, tawadhu (catatan: mungkin maksudnya istiqomah ) dalam iman, kebahagiaan, rizky yang barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadan yang akan datang. Amiiin YRA Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, mohon maaf lahir dan batin. Minal aidin wal faidzin Ketut Resmiyasa, anggota DPRD Denpasar periode 2009-2014."

Tak Beragama itu Selera (2)

“Saya mendoakan agar Thomas Alva Edison (1847-1931) mendapat pahala sesuai jasanya. Tapi, eksekutornya tetap Tuhan.” Kalimat itu keluar dari bibir Emha Ainun Najib (Cak Nun) dalam Ngaji Bareng Cak Nun di depan Stasiun Kota Malang, Minggu (4/8/2013). Pernyataan itu sebagai jawaban atas pertanyaan seorang jamaah. Jamaah itu bertanya 'apa ilmuwan yang berjasa terhadap manusia, tapi tidak beragama Islam tetap mendapat pahala?'

Tak Beragama itu Selera (1)

Menyaksikan Bukan Jalan-jalan Biasa di TVOne pada Sabtu (3/8/2013) siang sangat mengejutkan. Edisi kali ini bercerita soal peninggalan peradaban Islam di Turki. Sebelum 1924, Turki adalah negara berbasis Islam dengan sistem feodalisme.

Apa yang Kau Cari?

Aku sedang menikmati masakan Padang di sebuah warung di depan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sebenarnya kurang tepat dikatakan menikmati. Lauknya usus ayam. Padahal aku tidak senang menu makanan yang berkaitan dengan binatang, kecuali telur. Tapi, tidak ada pilihan lain. Warung masakan Padang itu tidak menyediakan makanan favoritku. Terpaksa aku memilih usus ayam.

Bermimpi Menjadi Besar

Sudah lama aku penasaran dengan Benua Atlantik. Peradaban kuno yang dianggap sebagai perababan paling awal di dunia. Hancur diterjang banjir bandang. Tidak ada sisa peradaban yang ditinggalkan. Ilmuwan modern pun masih memperdebatkan lokasi peradaban Atlantis. Bahkan ada yang menganggap peradaban Atlantis hanya bualan filsuf Yunani, Plato. Ada pula yang menganggap peradaban Atlantis hanya mitos, dan tidak pernah ada di dunia.

Mati Tanpa Tinggalkan Keluhan

Aku mendapat kabar kakak temanku meninggal di Tuban pagi tadi. Aku belum pernah bertemu dengan orang yang meninggal itu. Aku sempat mendengar bahwa usia almarhum tidak beda jauh denganku. Mungkin dia masih berusia 38 tahun atau 40 tahun. Dia sudah memiliki anak yang masih kecil. Dia meninggal karena penyakit yang menggerogoti tubuhnya sejak beberapa tahun silam. Badannya lumpuh.