Paus Urban II Sampaikan Khotbah sacrum bellum (Perang Suci) di Perancis, 26 November 1095

Perang Salib adalah perang terlama dalam sejarah manusia.

Sebagaimana Perang Dunia I dan Perang Dunia II di zaman modern, Perang Salib juga melibatkan beberapa negara.

Karena panjangnya masa peperangan, tidak ada batasan yang jelas antara masa damai dengan masa perang.

Awalnya tendensi Perang Salib tidak bersifat relijius.

Keterlibatan Paus Urban, tentara yang membawa salib, dan Palestina yang menjadi wilayah rebutan memunculkan image bahwa perang ini adalah perang agama.

Padahal tidak semua pemimpin terdorong oleh semangat spiritual untuk mengangkat senjata.

Philip K Hitti dalam bukunya berjudul History of Arab, menggambarkan Perang Salib sebagai jawaban atau reaksi kaum Kristen terhadap serangan tentara Islam di wilayah Kristen.

Peningkatan ini tidak terjadi beberapa bulan atau tahun sebelum genderang perang ditabuh.

Penaklukan Suriah, Asia Kecil, Spanyol, dan Sisilia pada abad 17 secara tidak langsung berperan menjadi penyebab terjadinya perang.

Sebab terjadinya perang semakin dekat ketika Kaisar Bizantium, Alexius Comnesus (1056-1118) minta bantuan kepada Paus Urban II (1042-1099).

Kaisar minta bantuan karena wilayah kekuasaannya di sepanjang pesisir Mamora telah diserang Bani Seljuk.

Paus pun memberikan bantuan kepada Kaisar untuk merebut wilayahnya.

Di sisi lain, Gereja Roma masih bersitegang dengan Gereja Yunani.

Ketegangan ini sudah terjadi sejak 1009 akibat perbedaan doktrin ketuhanan.

Paus berharap bantuan yang diberikan kepada Kaisar bisa mempersatukan Gereja Roma dan Gereja Yunani.

Paus juga sakit hati kepada Bani Saljuk.

Paus mendengar kabar bahwa Bani Saljuk yang berhasil menguasai Palestina menaikkan pajak ziarah bagi kaum Kristen.

Dalam Konsili Clermont, Paris, Paus menyampaikan khotbahnya.

Ada beberapa pendapat terkait waktu penyampaian khotbah ini.

Ada yang mengatakan Paus menyampaikannya pada 25 November 1095.

Ada yang mengatakan Paus menyampaikannya pada 26 November 1095.

Ada pula yang berpendapat bahwa Paus menyampaikannya pada 27 November 1095.

Yang jelas pertemuan ini digelar mulai 18-28 November 1095.

Sekitar 300 orang uskup, dan pastur hadir dalam pertemuan.

Dalam khotbahnya, Paus mengecap seluruh kaum Muslim sebagai ras terkutuk, ras yang sangat terasingkan dari Tuhan, dan generasi yang tidak memasrahkan jiwanya kepada Tuhan.


Dia pun minta calon-calon tentara salib agar memusnahkan ras hina tersebut.

Paus juga memfatwakan konsep sacrum bellum (Perang Suci).

Dia juga memberikan pengampunan kepada setiap orang yang terlibat dalam peperangan.

Uskup dan pastur yang hadir dalam Konsili itu menanggapi positif isi khotbah Paus.

Sejarawan juga berbeda pendapat tentang kalimat penutup yang dikeluarkan Paus.

Ada yang mengatakan Paus mengatakan Deus vult (Tuhan menghendaki).

Tapi, ada pula yang mengatakan bahwa Paus mengucap Deus volt (Tuhan bersama kami).

Orang yang hadir dalam pertemuan itu memekikkan kalimat yang diucapkan Paus.

Pekikan ini pula yang menjadi penyemangat selama Perang Salib.

Comments