Mengorbankan Kaki Demi Ambisi

Tiga orang Aremania rela jogging dari Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan menuju kantor Arema Cronous di Jalan Kertanegara 7 Kota Malang.

Puluhan orang mengiringi dengan mengendarai motor.

Berbagai atribut Aremania berupa bendera dan kostum dikenakan untuk menunjukan identitas pelari.

Mereka menempuh jarak sekitar 45 kilometer.

Jogging tiga Aremania ini untuk membayar nazar.

Sebelum Liga Super Indonesia (LSI) 2012/2013 bergulir, mereka nazar akan jogging dari Sukorejo menuju Stadion Kanjuruhan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Jaraknya sekitar 75 kilometer.

Nazar ini baru akan direalisasikan bila Arema Cronous menjadi juara.

Menjelang berakhirnya LSI 2012/2013, ternyata Arema Cronous dipastikan gagal meraih juara.

Juara LSI musim ini jatuh ke genggaman Persipura Jayapura.

Peluang Arema Cronous hanya meraih runner up.

Tiga Aremania itu tetap akan jogging meskipun Arema Cronous hanya meraih runner up.

Tapi jogging-nya hanya mulai Sukorejo sampai kantor Arema Cronous.

Tiga pelari hanya ingin membuktikan dukungan Aremania ke tim Arema Cronous.

Aremania serius mendukung tim.

Tim Arema Cronous pun harus membalas dukungan Aremania ini dengan mempersembahkan yang terbaik.

Meskipun hanya finish di runner up, Aremania tetap menganggap Arema Cronous sudah mempersembahkan yang terbaik.

Bukan hanya tiga Aremania saja yang pernah melakoni jalan kaki.

Indra Azwar pun pernah jalan kaki dari Malang ke Jakarta.

Dia jalan kaki untuk mengetuk hati pemerintah agar mengungkap pelaku tabrak lari yang menewaskan anaknya pada 1993.

Meskipun beberapa kali jalan kaki, pelaku tabrak lari masih belum dihukum.

Pelaku tabrak lari adalah polisi bernama Joko Sumantri.

Hari Suwandi pun pernah jalan kaki dari Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo menuju Jakarta.

Dia ingin menemui Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Abu Rizal Bakrie (Ical).

Hari didampingi Harto Wiyono, korban semburan lumpur Lapindo, Porong, Sidoarjo.

Tujuannya memang untuk memperjuangkan ganti rugi korban semburan lumpur Lapindo.

Dua orang ini tidak bertemu dengan SBY maupun Ical di Jakarta.

Hari tiba-tiba menghilang setelah live di TVOne.

Dalam tayangan live itu, Hari mengaku menyesal telah berjalan dari Sidoarjo ke Jakarta.

Dia pun minta maaf ke Ical karena merasa telah melecehkan nama baik Ical.

Tiga kasus contoh sebagaian kecil cara menyampaikan aspirasi.

Tiga Aremania menyampaikan aspirasi agar Arema Cronous juara.

Indra Azwar menyampaikan aspirasinya agar kematian anaknya diungkap.

Sedangkan korban lumpur Lapindo minta agar proses ganti rugi segera direalisasikan.

Sebenarnya berjalan kaki menempuh jarak jauh sama dengan mengabaikan hak kaki.

Bagi orang normal, kaki menjadi tumpuan menjalankan berbagai aktivitas.

Beban kaki lebih berat dibandingkan anggota tubuh lainnya.

Meskipun seseorang hanya berdiri atau duduk, kaki masih menangung beban.

Berat tubuh harus tetap ditopang oleh kaki bila seseorang berdiri.

Aliran darah pun kurang lancar bila seseorang duduk.

Beratnya beban yang ditanggung kaki harus dikurangi.

Seseorang harus duduk selonjor agar aliran darah di kaki kembali normal.

Bila aliran darah seluruh tubuh bisa lancar, seseorang harus tidur.

Dengan berjalan jarak jauh, beban yang ditanggung kaki semakin berat.

Bagi orang yang memiliki ambisi, termasuk tiga orang di atas, hak kaki tidak terlalu penting.

Mereka ingin ambisinya terealisasi.

Memang untuk memenuhi ambisi ini tidak mudah.

Terealisasi atau tidaknya ambisi itu tergantung kemampuan dan kemauan orang lain.

Aremania mengandalkan Arema Cronous agar ambisinya terealisasi.

Indra Azwar pun butuh kemauan penegak hukum menyelesaikan kasusnya.

Begitu pula Hari Suwandi yang butuh keseriusan keluarga Bakrie membayar ganti rugi.

Comments