Kowa-kowo Dadi Wong Ilang (2) : Kaget Tarif Ojek di Bandara

Tiba di Terminal Gambir belum membuatku tenang.

Jam di ponselku menunjukan pukul 10.00 WIB.

Aku berencana meninggalkan Terminal Gambir pukul 10.30 WIB.

Bila perjalanan lancar, aku bisa tiba di Bandara Sukarno-Hatta pukul 11.30 WIB.

Sesuai ketentuan, penumpang harus mulai check in sejam sebelum pesawat berangkat.

Jadi aku masih bisa check in sesuai jadwal.

Saat menikmati makan dan menghilangkan rasa lelah, aku berpikir bila perjalanan menuju bandara macet.

Makanya aku bergegas membayar makanan ke kasir.

Saat itu jam di ponsel masih menunjukan pukul 10.15 WIB.

Aku melangkahkan kaki menuju pemberhentian bus menuju bandara.

Tanpa pikir panjang, aku langsung naik bus bertulis ‘Bandara Sukarno Hatta’.

Dalam perjalanan menuju bandara, aku sempat gugup.

Kemacetan terjadi di pintu gerbang tol.

Bus yang kutumpangi berjalan melambat.

Aku berusaha membuang cara gugup dengan memejamkan mata.

Meskipun tidak bisa tidur, aku tetap menutup mata.

Aku tidak mau melihat kemacetan sehingga membuatku semakin gugup.

Tiba-tiba penumpang disampingku menepuk pundak kiriku.

Dia minta aku memberi jalan. Dia akan turun.

Saat mataku terbuka, aku sangat senang.

Kemacetan sudah tidak terlihat.

Bus yang kutumpangi langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan penumpang wanita itu.

Bus sudah tiba di bandara lima menit kemudian.

Aku melihat tulisan Terminal 3. Aku langsung turun.

Kulihat jam di ponsel menunjukan pukul 11.30 WIB.

Masih ada waktu untuk menghabiskan sebatang rokok.

Kukeluarkan rokok dari kantong celana, dan kunyalakan sebatang rokok, dan kuisap dalam-dalam.

Rokok langsung kumatikan sebelum habis.

Aku masih belum tenang sebelum check in.

Kulihat antrean panjang di pintu pemberangkatan.

Saat tiba giliranku, kusodorkan print out tiket pesawat.

Petugasnya memperhatikan print out yang kusodorkan.

Dia bertanya pesawat yang akan kunaiki.

“Sriwijaya Air,” jawabku singkat.

Kalau Sriwijaya Air bukan di Terminal 3, tapi di Terminal 1.

Selain itu, print out itu bukan untuk pemberangkatan tanggal 31 Agustus 2013, tapi 29 Agustus 2013.

Aku hanya melonggo mendengar jawaban petugas.

Kuperhatikan lagi print out yang dikembalikan kepadaku.

Ternyata benar. Print out itu untuk pemberangkatan tanggal 29 Agustus 2013.

Aku keluar dari pintu pemberangkatan dengan menerobos antrean calon penumpang.

Aku semakin gugup.

Aku bertanya pada satpam bandara lokasi Terminal 1.

Katanya, lokasi Terminal 1 jauh.

“Bawa kendaraan?” tanyanya.

Aku jawab tidak.

“Ya sudah, naik ojek saja,” tambahnya sambil melambaikan tangan ke arah tukang ojek.

Motor ojek yang kunaiki ternyata lebih parah daripada motorku.

Kurasakan ban belakangnya oleng.

Bila berbelok, aku harus menahan badanku tegap atau condong ke arah berlawanan agar tidak jatuh.

Kurang dari lima menit, aku tiba di Terminal 1 bandara.

Saat kutanya berapa ongkos ojek, tukang ojek menjawab Rp 30.000.

Aku hanya mengumpat dalam hati. Tapi tidak ada gunanya protes.

Kukeluarkan uang Rp 30.000, dan kuserahkan ke tukang ojek.

Sebelum meninggalkanku, tukang ojek menunjukan ruang Sriwijaya Air.

Di tempat itulah aku harus nge-print ulang tiketku.

Beruntung prosesnya sangat cepat.

Kurang dari semenit, print out terbaru sudah keluar.

Petugas menyarankan aku langsung check in karena sudah waktunya.

Aku lega setelah lolos dari pintu pemberangkatan.

Aku maunya langsung check in.

Saat kusodorkan print out ke petugas, malah ditolak.

Aku lupa belum mengambil boarding pass.

Aku harus kembali ke konter Sriwijaya Air di dalam ruang pemberangkatan.

Kakiku semakin lemas setelah kulihat antreannya sangat panjang.

Tapi, aku harus rela antre bila ingin mendapat boarding pass.

Aku yakin di antara pengantre itu ada yang akan menuju Malang.

Artinya aku tidak sendirian kalau ketinggalan pesawat.

Setelah mendapat boarding pass, aku baru check in.

Kulihat jam dinding menunjukan 12.45 WIB.

Sesuai jadwal, pesawat menuju Malang berangkat pukul 12.50 WIB.

Ternyata belum ada pemberitahuan di ruang check in soal pesawat menuju Malang.

Petugas baru mengumumkan pada pukul 14.00 WIB.

Aku baru bisa tenang selama berada di dalam pesawat.

Kasur dan bantal di rumah sudah membayang di benakku.

Aku menjadwalkan akan langsung tidur setelah tiba di rumah.

Badanku sangat lelah.

Tapi, aku masih harus mengetik berita preview laga Arema Cronous lawan Barito Putra dulu setelah tiba di Malang.

Comments