Hakikat Bendera Partai

Gelaran Pemilu masih setahun lagi.

Tapi, uforia pemilu sudah mulai terasa.

Bendera dan atribut partai lainnya sudah banyak terpasang.

Di dusun-ku pun sudah mulai banyak terpasang.

Aku tidak tahu pasti berapa jumlah bendera yang terpasang.

Hanya ada dua bendera yang terpasang, yaitu Partai Demokrat dan Partai Gerindra.

Bendera Gerindra hanya satu buah, dan bendera Demokrat sebanyak tujuh bendera.

Bendera Demokrat terpasang di pinggir jalan.

Sedangkan bendera Gerindra terpasang di tanah kosong.

Aku tidak tahu siapa yang memasang bendera partai itu.

Setahuku, tidak ada kader atau pengurus partai di dusun-ku.

Sebelum bendera itu terasang, aku mendengar rasan-rasan warga soal bendera partai.

Rasan-rasan ini kudengar saat pemakaman tetanggaku yang meninggal beberapa hari lalu.

Saat itu seorang warga mengatakan warga bisa minta bendera kepada salah satu warga.

Status warga ini pun bukan pengurus partai.

Beragam tanggapan warga menyikapi rasan-rasan itu.

Ada yang mau mengambil bendera partai bila ada uangnya.

Menurutnya, percuma memasang bendera partai bila tidak ada uangnya.

Tapi, ada pula warga yang antusias mengambil bendera.

Warga ini butuh banyak kain untuk kandang bebek.

Atribut partai sering membanjiri pemukiman warga menjelang pemilu.

Pengurus memang ngedrop bendera untuk mensosialisasikan benderanya.

Tujuannya untuk menarik perhatian warga, menjadi pemenang pemilu, dan bisa meloloskan kadernya maju ke pemilihan presiden (Pilpres).

Bagi warga, atribut partai sangat manfaat lain.

Meskipun belum tentu memilih parpol pemberi atribut, warga tetap akan memanfaatkan atribut partai yang diterimanya.

Kaus bisa dimanfaatkan untuk pakaian ganti.

Sedangkan spanduk dan bendera bisa dimanfaatkan untuk tenda, dan sebagainya.

Tentunya tidak semua bendera partai bisa beredar di masyarakat.

Negara melalui pemerintah memiliki aturan soal bendera partai yang boleh beredar.

Bendera partai yang dianggap terlarang tidak boleh beredar.

Bendera atau simbol Partai Komunis Indonesia (PKI) yang paling sering beredar di masyarakat, meskipun sudah dilarang oleh pemerintah.

Kasus terakhir terjadi di Lamongan pada awal September 2013 lalu.

Orang tak dikenal menggambar simbol palu-arit di bendera merah putih milik warga.

Sampai sekarang belum diketahui penggambar simbol palu arit tersebut.

Bagi orang kiri, atribut komunis masih menjadi idola.

Banyak simbol-simbol komunisme yang terpasang di sekretariat organisasi.

Tapi atribut ini tidak dipasang di ruang publik.

Aku yakin pemasangan simbol komunisme tidak akan terang-terangan selama Ketetapan MPRS 25/1966 tentang pembubaran PKI belum dicabut.

Komunisme di Indonesia hanya menjadi ideologi tanpa atribut.

Apapun makna bendera partai, memelihara partai tidaklah mudah.

Rakyat pragmatis memandang kehadiran partai.

Tidak ada lagi militansi dari anggota partai.

Masyarakat memandang partai sebagai media untuk mengumpulkan uang.

Makanya begitu partai masuk dusun, yang dipikirkan warga adalah berapa uang yang akan diterimanya.

Comments