Kapal Toya Maru Tenggelam di Pelabuhan Hakodate, Jepang, 26 September 1954

Orang Eropa memiliki sejarah Titanic yang tenggelam di Samudera Atlantik pada 15 April 1912.

Legenda tentang tenggelamnya kapal ini semakin melegenda setelah diangkat ke layar lebar dengan bintang utama Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet pada tahun 1997.

Bagi orang Jepang, tenggelamnya Toya Maru di dekat Pelabuhan Hakodate pada 26 September 1954 juga sama parahnya dengan tragedi Titanic.

Bila korban tewas saat Titanic tenggelam mencapai 1.512 orang, tragedi Toya Maru tewas 1.155 orang.

Tragedi ini memang tidak sepenuhnya  sama  dengan yang dialami  Titanic.

Titanic dibuat hanya untuk menampung orang kaya dengan orang kelas ekonomi menengah ke bawah.

Tapi Toya Maru dibuat untuk pengangkut kereta dan mobil.

Selain itu Titanic dibuat dengan klaim tidak akan bisa ditenggelamkan oleh badai dahsyat.

Tapi akhirnya kapal tenggelam setelah menabrak gunung es.

Sedangkan Toya Maru tidak dipersiapkan untuk menghadapi bencana.

Bahkan pintu pencegah air agar tidak masuk ke dalam kapal pun tidak dipersiapkan.

Inilah yang memicu Toya Maru tenggelam di pantai dekat Pelabuhan Hakodate.

Tidak diketahui dari mana topan yang disebut nomor 15 ini terbentuk.

Ada yang mengatakan topan ini terbentuk di Samudera Pasifik.

Tapi, ada pula yang berpendapat topan terbentuk di Laut China Timur.

Sang kapten Toya Maru  sudah mendapat kabar saat topan akan melanda sekitar Hokadate.

Tapi sang kapten bersikukuh untuk melanjutkan perjalanannya.

Sesuai perkiraan, Toya Maru sudah diterjang angin kencang dan gelombang besar tidak lama setelah meninggalkan Pelabuhan Hokadate.

Melanjutkan perahu sama saja dengan terlalu mengambil resiko.

Sang kapten pun memutuskan menurunkan jangkar.

Pilihan ini sangat tepat bagi sang kapten.

Kembali ke pelabuhan dengan cuaca buruk sama beresikonya dengan melanjutkan perjalanan.

Ternyata keputusan ini juga salah besar.

Sebab, Toya Maru tidak memiliki pintu untuk menahan air agar tidak masuk ke dalam kapal.

Air langsung masuk tidak lama setelah diterjang angin kencang dan gelombang besar.

Bahkan sejumlah gerbong terlepas dari tambatannya lalu meluncur ke geladak dan menabrak penumpang.

Udara yang masuk ke kompartemen geladak bawah menyebabkan mesin mati.

Usaha mempertahankan keseimbangan dengan kemudi sia-sia.

Toya Maru tenggelam setelah dipeuhi udara sehingga bertambah berat. 1.152 orang tidak bisa menyelamatkn diri dan tenggelam.

Topan ini juga mengakibatkan sekitar 1.130 kapal rusak, hancur, dan sebagaian tenggelam.

Feri pengangkut lain yang sudah berangkat dari Pelabuhan Hokadate pun ikut tenggelam, di antaranya Tokachi MaruKitami MaruHidaka Maru, dan Seikan Maru 11.

Tenggelamnya empat kapal ini mengakibatkan 275 orang tewas.

Comments